Buku ‘The Untold History of Ottoman’ yang Menarik
Ketika masyarakat Eropa tidak mendapatkan hak-hak mereka, hidup dalam tirani, dan kerap dijual berbarengan dengan hewan ternak ketika tanah mereka dijual, dan ketika anak-anak perempuan mereka menghabiskan malam pertama bersama para tuan tanah ketimbang menghabiskan bersama sang suami (sebuah praktik yang disebut ‘jus primae noctis’), masyarakat Utsmani justru terjaga kemanusiaan mereka, nyawa dan kehormatan mereka, semuanya dilindungi oleh daulah dan praktik ini dipandang sebagai kewajiban agama. Sebagaimana diketahui rakyat Eropa terikat dengan tanah yang mereka garap atas dekrit Kaisar Ormawi bernama Konstantin. Mereka adalah para budak yang tidak bisa meninggalkan tempat mereka berada.
Daulah Utsmaniyah sangat menjaga nilai-nilai Islam dalam kekuasaannya. Ketika menunjuk putra tertuanya bernama Sulaiman di tahun 733/1332M sebagai panglima tertinggi di wilayah-wilayah yang baru saja dibuka untuk Islam, Orhan Gazi merinci tanggungjawab Sulaiman sebagai berikut,”Untuk membela wilayah perbatasan Islam, untuk mengayomi dan menjaga rakyat. Jika kita tidak melakukan hal itu, Sang Pencipta (Allah SWT) tidak akan ridha, jika demikian daulah kita tidak akan bisa bertahan.”
Orhan Gazi melanjutkan, ”Para khalifah yag mulia bersikap sesuai dengan Al-Qur’an, berdiri tegak untuk Allah, menjadi saksi yang adil, dan tidak menjadikan kebencian mendorong mereka berlaku zalim. “Bersikaplah adil, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (Al Maidah 8).
Orhan juga mengingatkan putranya akan keharusan menjaga wilayah-wilayah kaum Muslimin sekaligus membuka negeri-negeri baru untuk Islam. Untuk itu Orhan mengutip sejumlah ayat Al-Qur’an, ”Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikannya kepada mereka.” (Ali Imran 170). Dan “Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Orhan juga mengutip hadits Nabi, ”Menegakkan keadilan selama satu jam lebih baik dari beribadah selama tujuh puluh tahun.” Orhan Gazi mendesak putranya agar menjadi dermawan dan memberikan kepada orang-orang imbalan atas jasa mereka.
Walhasil banyak fakta-fakta yang menarik dalam buku ini. Prof Mehmet berhasil menyajikan dengan gambling. Ia menyajikan bukan hanya keberhasilan Daulah Utsmaniyah, tapi juga membandingkannya dengan sikap Romawi atau Eropa saat itu kepada rakyatnya.
Daulah Utsmaniyah muncul pada abad ke-14 sebagai kekuatan besar Islam dan pada abad ke-16 menjadi kekuatan superpower nomer satu di dunia, yang berhasil menghadapi Eropa dan Iran. Mereka bercita-cita sejak awal untuk menyatukan semua Muslim dibawah khilafah mereka.
Sultan Murad 1 (1362-1389) adalah khalifah de fakto, dan diakui beberapa kekuatan Muslim, sementara putranya Yildirim Bayezid berhasil mengalahkan gabungan tentara Eropa dan menggambarkan kekuatan tertinggi Islam.
Al Fatih Mehemmed (1451-1481) adalah khalifah dan cucunya Yavuz Sultan Salim berhasil menggabungkan khilafah yang aktual dan formal. HIngga akhir masanya Daulah Utsmaniyah mewakili Khilafah Sunni. Majelis Agung Nasional Turki menghapus khilafah pada 3 Maret 1924. Wallahu azizun hakim. []
Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia kota Depok.
Sumber: The Untold History of Ottoman karya Prof Dr Mehmet Maksudoglu, Pustaka Al-Kautsar, 2023.