CAIR Desak Hilton Batalkan Proyek di Bekas Masjid Xinjiang
Jakarta (SI Online) – Lembaga advokasi Muslim terbesar di Amerika mendesak Hilton Worldwide Holdings agar membatalkan rencana pembangunan sebuah hotel di lokasi bekas masjid yang dibuldoser di wilayah Xinjiang , hina. Demikian Middle East Monitor melaporkan Selasa (15/6) mengutip Anadolu Agency.
Seruan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengemuka setelah sebuah laporan minggu ini oleh harian Inggris, The Telegraph, bahwa China sedang membangun pusat bisnis baru, termasuk Hotel Hilton kelas atas, di lokasi di mana sebuah masjid awalnya dihancurkan.
Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan, Hilton memiliki kesempatan unik untuk mengambil sikap tegas terhadap genosida yang sedang berlangsung di China terhadap Muslim Uyghur dan memberikan contoh bagi perusahaan terkemuka lainnya.
Baca juga:
- Pengacara HAM Desak ICC Selidiki Kejahatan China terhadap Uighur
- Parlemen Inggris: China Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur
“Hilton harus berdiri di sisi kanan sejarah dengan mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apa pun di wilayah Uyghur di China sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah,” kata Mitchell dalam sebuah pernyataan.
Sebagai informasi, sejak 2017 lalu, China telah melakukan pelanggaran besar-besaran dan sistematis terhadap Muslim yang tinggal di Xinjiang. Diduga lebih dari satu juta etnis Muslim Uyghur di Xinjiang menjadi korban kebiadaban China dalam dekade terakhir. Hal ini telah membuat marah negara-negara barat, dan mendorong sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China.
Para pejabat dituduh menempatkan orang-orang Uyghur di kamp-kamp konsentrasi yang oleh China didefinisikan sebagai pusat pendidikan ulang dan pelatihan. Beijing dengan keras menyangkal pelanggaran hak warganya.
Red: Agusdin/Middle East Monitor