Cara Abu Janda Mendapatkan Jalan-jalan Gratis ke Prancis
Teman saya, M Rizal Fadillah, menulis tentang kemunculan tiba-tiba Permadi Arya alias Abu Janda setelah lama tak kedengaran berceloteh. Padahal, kata Bung Rizal, akhir-akhir ini suasana politik cukup panas gara-gara Omnibus Law (OBL) dan kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Eh, sekali muncul, Abu membuat video di restoran Prancis di Indonesia. Di dalam video itu, Abu memesan makanan Prancis. Abu mengatakan, dia tidak memboikot produk Prancis. Tak lupa, dia mengajak umat Islam Indonesia agar memaafkan orang-orang yang menghina Nabi Muhammad Saw.
Nah, kok sekali muncul lagi langsung Abu Janda memihak ke Presiden Emmanuel Macron yang belum lama ini mengatakan agama Islam sedang dalam krisis?
Saya coba bantu Bung Rizal mendapatkan jawaban mengapa Abu itu tiba-tiba muncul di resto Prancis. Saya menduga, Abu Janda menghilang selama kisruh OBL karena ada yang tak lancar. Mungkin tersendat. Karena macet, dia malas tampil membela OBL. Atau, bisa jadi juga dia takut dikejar-kejar kaum buruh dan mahasiswa.
Pas ada penghinaan Islam oleh Macron, si Abu melihat peluang bagus. Ada celah untuk diundang jalan-jalan gratis ke Prancis. Sebab, Prancis saat ini sedang mencari sebanyak mungkin teman orang Islam. Karana umat Islam di seluruh dunia sedang memboikot Prancis. Abu Janda membaca gelagat itu. Kebetulan Abu Janda itu “orang Islam juga”. Orang Islam yang cocok dengan Charlie Hebdo –majalah mingguan yang rutin menerbitkan karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Kemarin ‘kan cuma di resto Prancis yang ada di Indonesia. Entah kapan-kapan nanti, Abu bisa masuk resto Prancis asli di Paris. Disponsori oleh pemerintah Prancis. Lumayan ‘kan? Tentulah mantap. Apalagi nanti bisa selfie dengan Macron bersama isterinya. Bisa menandingi selfie Jokowi dengan Macron tempohari.
Apakah Abu Janda tidak merasa tersakiti oleh penghinaan Macron dan Charlie Hebdo terhadap Islam dan Nabi Saw? Kelihatannya tidak. Dia tidak seperti umat Islam pada umumnya. Dia tidak lagi punya sensitivitas penghinaan terhadap Islam, Nabi, Qur’an, dan simbol-simbol lainnya.
Tapi, mengapa Abu menjadi tak sensitif? Pertama, mungkin karena Abu Janda itu “orang Islam juga”. Kedua, mungkin Abu Janda mengikuti akidah Islam Nusantara. Boleh jadi dia punya nabi sendiri, Nabi Nusantara. Sehingga, penghinaan terhadap Nabi Muhammad tidak masalah bagi dia.
Bisa jadi pula Abu sudah sempat ikut program imunisasi penistaan agama semasa kasus Ahok dulu. Yang membuat dia tak terganggu lagi oleh penistaan agama Islam. Bahkan, waktu itu, dia membela Ahok habis-habisan.
Imunisasi penistaan agama itu membuat Abu Janda menjadi sangat kebal ketika ada penghinaan terhadap Islam. Saking kuatnya vaksin yang disuntikkan ke otak Abu Janda, dia malah berbalik mengatakan penistaan bukan penistaan, penghinaan bukan penghinaan.
Jadi, begitu Bung Rizal. Tak heran kalau Abu Janda tiba-tiba muncul di resto Prancis sambil membela Prancis, Macron dan Charlie Hebdo.[]
29 Oktober 2020
Asyari Usman
(Penulis wartawan senior)
Sumber: facebook asyari usman