Cegah KDRT, Begini Etika Islam dalam Berumah Tangga
12 Rabiul Awal menjadi bernilai dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Kekasih Allah Ta’ala yang membawa Islam sebagai agama sekaligus pandangan hidup yang mulia. Salawat dan salam atasnya.
Rasulullah Saw ialah sebaik-baik suri teladan (uswatun hasanah) bagi umat manusia dalam semua aspek kehidupan. Beliau hadir sebagai Rasul Saw, sebagai pemimpin umat manusia, pun sebagai suami dari istri-istrinya yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Di tengah viralnya kasus KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) yang menerpa rumah tangga selebriti LK dan RB, alangkah baiknya jika kita sebagai seorang Muslim untuk menelaah sosok nabi Muhammad Saw sebagai kepala keluarga.
Mengingat kita selaku umatnya berkewajiban untuk senantiasa meneladaninya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam ranah rumah tangga. Hal keteladanan ini bersandar pada firman Allah Ta’ala.
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr: 7)
Dalam kitab “Adabul Islam fii Nizhamul Usrah” karya Prof. Dr. Sayyid Muhammad al-Maliki diuraikan beberapa etika pergaulan suami istri:
Pertama, suami hendaknya bersikap tahan dan lapang dada terhadap istrinya. Rasulullah telah jelas meneladankan hal ini. Sesungguhnya sikap lapang dada terhadap wanita saat ia marah dan emosi merupakan bagian budi pekerti yng mulia.
Keberadaan Rasulullah Saw adalah orang yang paling lapang dada, pemaaf dan pemurah. Muslim meriwayatkan dari sebagian sahabat Radhiyallahu ta’ala anhum bahwa ia berkata: “Saya tidak melihat seorang yang lebih menyayangi keluarga dibanding Rasulullah Saw”.
Kedua, suami hendaknya mengajak istrinya bergurau dalam rangka menggembirakannya. Rasulullah Saw bercanda dengan istri-istrinya, sembari menempatkan diri beliau sampai pada tingkatan akal mereka dalam perilaku dan akhlak.
Tidak ada kekerasan yang mewarnai canda yang diteladankan Rasulullah Saw. Apalagi sampai mencederai lahir juga batin istri.