TELADAN

Dakwah dan Tantangan Internal Pengembannya

Di puncaknya ujian, pertolongan Allah pun datang. Rasulullah Saw menawarkan Islam di musim haji pada tokoh suku Aus dan Khajraj yang berasal dari Madinah. Dengan keyakinan, mereka menerima kebenaran Islam dan kepemimpinan Rasulullah Saw. Sehingga perintah Allah untuk hijrah ke Madinah turun. Dari sinilah nur Islam rahmatan lil ‘alamin mulai memancar dan menerangi setiap sudut alam.

Azzam Diri dalam Tantangan Dakwah

Menyelami perjalanan dakwah kekasih Allah dan para sahabatnya, ada lautan hikmah yang dapat menjadi batu sandaran dan pegangan. Bahwa dakwah tak lah mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, baik dari internal dirinya maupun eksternal.

Untuk internal, kadang waktu yang Allah SWT berikan belum maksimal dimanfaatkan untuk ladang pahala. Diri tersibukkan dengan aktivitas mubah, sedangkan aktivitas wajib dan sunnah terabaikan. Sehingga lalai, menjalankan amanah dakwah di sisa tenaga, pikiran dan waktunya. Belum menjadikan dakwah poros kehidupannya. Bahkan terjerembab pada kemaksiatan yang menghalangi dan menjauhkannya dari kebaikan dan kemuliaan dakwah. 

Untuk eksternal, lingkungan keluarga dan pergaulan yang kurang mendukung untuk takwa dan berdakwah, menjadi alasan untuk mendapat pemakluman. Ditambah lagi dengan opini negatif tentang dakwah syariat Islam kaffah dari musuh-musuh Islam yang berhembus di sekitar kehidupan, media sosial ataupun media massa. Semakin menciutkan nyali menyuarakan Islam.

Apakah harus terpaku dan berpangku tangan dengan itu semua? Yang harus dipahami, musuh-musuh Islam tak pernah ‘nyenyak’ tidur dan ‘makan’ enak dalam mempersiapkan dan merancang menghancurkan Islam dan menjauhkan muslim dari Islam itu sendiri. Sehingga pengemban dakwah yang mencintai Allah dan RasulNya bukan saatnya berpikir kepentingan diri sendiri, tapi harus menyelamatkan umat. Saat ini umat butuh pemahaman dan penerapan syari’at Islam kaffah, agar tak terus dalam keadaan terpuruk dan terjajah oleh musuh-musuh Islam.

Sehingga tak ada alasan lagi, pengemban dakwah harus bergerak. Mengorbankan tenaga, waktu, harta bahkan jiwa, yang pasti menguras peluh dan air mata. Dakwah dengan keikhlasan mengharap ridhaNya, kesadaran akan kewajiban di pundaknya dan keyakinan akan pertolongan Allah. Mengazzamkan diri untuk berjalan dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan yang membinasakan. Menyibukkan diri dengan menjalankan ibadah wajib dan sunnah. Menghadiri majelis ilmu yang mempelajari Al Quran, hadits dan tsaqafah Islam lainnya. Serta berkumpul dengan sahabat saleh dan salehah yang saling mendukung satu sama lainnya dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Wallahu a’lam bish-shawab.

Ummu Neysa, Muslimah Bangka Belitung.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button