OPINI

Dari 212 Menuju Perubahan Hakiki

Kelima, pembohongan dan pelestarian kebohongan dalam pengelolaan negara. Ironisnya bohong dijadikan tradisi dan dipertotonkan secara telanjang bahkan, dalam soal kecil sekalipun harus bohong. Rakyat terus dicekoki berita-berita hoaks dan fitnah pernyataan yang penuh dusta dan bohong. Kondisi buruk dan situasi gawat ini harus segera dihentikan. Kondisi yang sangat gawat ini harus dihentikan tidak boleh dibiarkan, caranya kita wajib secara bersama bersatu padu wajib sekali melakukan perubahan”.

Perubahan. Kata ini selalu ditawarkan sebagai janji manis di masa kampanye. Namun faktanya, sampai saat ini kondisi masyarakat tidak kunjung beranjak menjadi lebih baik. Kemiskinan semakin merajalela, kerusakan moral kian parah, korupsi menggurita, SDA dikuasai asing, bahkan para ulama yang tulus membela negeri dikriminalisasi dan dipersekusi.

Sejak orde reformasi sampai sekarang, perubahan yang terjadi hanya sampai pada personel penguasa saja. Silih bergantinya penguasa tak mampu mengubah kondisi masyarakat yang terpuruk menjadi baik, bahkan semakin parah. Hal ini karena penyebab utama seluruh problematika bukanlah sebatas persoalan siapa dan seperti apa sosok pemimpinnya. Tetapi juga sistem yang diterapkan. Ketika sistem itu rusak, maka kebijakan penguasa yang terpancar darinya juga sudah pasti rusak. Begitu pula sebaliknya.

Kapitalisme, sistem yang diadopsi oleh negeri ini sekarang, telah menghasilkan eksploitasi manusia atas manusia lain. Segelintir manusia yang tak lain adalah para kapitalis hidup sejahtera di atas penderitaan mayoritas manusia lainnya. Menimbulkan kesengsaraan dimana-mana. Tidak heran, karena ia adalah sistem buatan manusia, yang mendasarkan keputusannya dengan mengatasnamakan suara terbanyak. Yaitu suara para pemodal dan penguasa.

Berbeda dengan Islam, selama 14 abad menguasai dunia, terbukti telah memberikan kesejahteraan paripurna bagi seluruh rakyatnya. Dari bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya unggul.

Namun setelah Khilafah terakhir runtuh pada tahun 1924, dunia Islam yang mulanya membentang seluas 2/3 dunia, kemudian tersekat-sekat dan terjajah. Penjajahan itu tidak pernah berhenti, melainkan hanya berubah pola. Bila dulu dilakukan secara langsung melalui invasi militer, kini dilakukan secara tidak langsung dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan melalui perang pemikiran. Akibatnya, kondisi umat Islam dan tanah air ini terpuruk di segala aspek kehidupan. Didera berbagai masalah yang tak kunjung menemukan solusi.

Penyebabnya, walaupun umat di negeri ini memeluk agama Islam, sistem yang digunakan untuk mengatur urusan publik bukan berasal dari Islam, melainkan Kapitalisme. Terlihat jelas dari tata cara pengambilan keputusan di lembaga-lembaga negara. Yaitu berdasarkan suara terbanyak. Tanpa memperhitungkan esensi baik atau buruk dari keputusan itu sendiri.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button