OPINI

Debat Antar-Cawapres: Sandi Jangan Lupa, Kyai Ma’ruf Amin Adalah Politisi

Story Highlights
  • Dari rekam jejak keduanya sangat jelas secara politik Ma’ruf lebih berpengalaman dalam dunia politik. Hal ini menjelaskan mengapa dalam berbagai statemen maupun manuvernya, Ma’ruf terkesan jauh lebih politis, ketimbang Sandi.

Sejak usia muda Ma’ruf Amin sudah terlibat di dunia politik. Ma’ruf pernah menjadi guru dan kemudian masuk ke dunia politik. Dia memulai karirnya menjadi anggota Fraksi Utusan Golongan DPRD DKI Jakarta (1971-1973). Saat itu usianya baru 27 tahun. Pada periode 1977-1982 menjadi anggota DPRD DKI dan menjabat sebagai Ketua Fraksi.

Setelah itu Karir politiknya terus menanjak. Ketika PKB berdiri dia menjadi anggota MPR RI (1997-1999), dan kemudian menjadi anggota DPR RI dari PKB (1999-2004).

Latar belakang Ma’ruf sangat berbeda dengan Sandiaga Uno. Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu secara resmi terjun ke politik pada tahun 2015. Dia menjadi anggota Partai Gerindra dan ditunjuk menjadi anggota Dewan Pembina.

Pada Pilkada DKI 2017 Sandi bertarung menjadi cawagub mendampingi cagub Anies Baswedan. Melalui pertarungan tersengit sepanjang sejarah pilkada, dia akhirnya terpilih menjadi Wagub DKI. Posisi tersebut tak lama dijabatnya. Sejak Agustus 2018 dia melepas jabatan itu dan menjadi cawapres pendamping Prabowo.

Ma’ruf Akan Lebih Agresif

Dari rekam jejak keduanya sangat jelas secara politik Ma’ruf lebih berpengalaman dalam dunia politik. Hal ini menjelaskan mengapa dalam berbagai statemen maupun manuvernya, Ma’ruf terkesan jauh lebih politis, ketimbang Sandi.

Publik pasti belum lupa bagaimana Ma’ruf dan para pengurus PBNU menekan Jokowi jelang pengambilan keputusan untuk menentukan siapa yang akan menjadi cawapres pendampingnya. Saat itu Jokowi 99% sudah menunjuk Mahfud MD.

Sehari sebelum pengajuan nama ke KPU, Rabu (8/8/2018) Ma’ruf menemui Jokowi di Istana secara terpisah dengan Ketua Umum PBNU Said Agil Siradj. Kepada media secara santai Ma’ruf mengatakan, “Kalau Pak Jokowi memilih cawapres non NU, ya Wabilahit Taufik Wal Hidayah…he….he…he..” ujar Ma’ruf.

Saat itu diketahui PBNU menekan Jokowi agar membatalkan penunjukkan Mahfud MD. Mereka juga mengancam akan meninggalkan Jokowi. Alasannya Mahfud bukanlah kader NU.

Sebagai langkah serius akan meninggalkan Jokowi, Muhaimin juga sudah melakukan sejumlah pertemuan untuk membentuk Poros Ketiga. Dia bertemu dengan beberapa ketua umum partai dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Muhaimin dipersiapkan sebagai cawapres dan Gatot sebagai capres.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button