Delapan Pekerja Asal Indonesia Terlibat dalam Penemuan Gas Alam Terbesar di Turki
Jakarta (SI Online) – Pada Jumat pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara resmi mengumumkan penemuan gas alam di Laut Hitam. Cadangannya diyakini terbesar dalam sejarah penemuan gas alam Turki.
Eksplorasi yang dilakukan oleh kapal bor Turki bernama Fatih itu menemukan sekitar 320 miliar meter kubik gas alam pada 20 Juli lalu.
Baca juga: Erdogan Umumkan Penemuan Gas Alam Terbesar di Laut Hitam
Turki akan segera mulai aktivitas pengeboran di ladang gas alam itu, lalu membuat konsep produksi, dan meluncurkan pembangunan ladang energi berkelanjutan, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pekan lalu saat mengumumkan penemuan cadangan gas alam.
“Hari ini kami akan meninggalkan warisan penting untuk generasi mendatang,” ungkap Presiden Erdogan.
Erdogan menekankan semua aktivitas pengeboran dan penelitian seismik negaranya sepenuhkan menggunakan sumber lokal dan tak bergantung pada sumber asing.
Di balik keberhasila Turki itu, ternyata ada peran warga negara Indonesia di dalamnya.
Delapan warga Indonesia tersebut di antaranya adalah Beni Kusuma Atmaja, alumni Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Beni yang masih berusia 30 tahun itu adalah satu dari sekian banyak insinyur yang bekerja untuk perusahaan migas Turki yang menemukan cadangan gas alam di Laut Hitam.
Beni bahkan melatih pekerja migas Turki dalam bidang wireline drilling. Beni merupakan seorang insinyur dalam wireline drilling, teknik pengeboran ultra-dalam yang efisien dalam ekstraksi dari massa bebatuan dan penemuan migas.
“Tak banyak yang berpengalaman di bidang wireline drilling, itulah mengapa kami dipekerjakan di sini dan turut melatih tenaga lokal,” ujar Beni Kusuma Atmaja, dalam keterangan resmi KJRI Istanbul kepada Anadolu Agency, Rabu 26 Agustus 2020.
Selain Beni, putera Indonesia lain dalam misi penemuan sumber cadangan gas Turki di antaranya Randyka Komala, Bahriansyah Hutabarat, Rifani Hakim, Dian Suluh Priambodo, Hardiyan, Indra Ari Wibowo, dan Ravi Mudiatmoko.
Mereka bekerja di Turkiye Petrolery Offshore Technology Center, anak perusahaan Turkiye Petroleri, perusahaan minyak yang merupakan pemain penting dalam industri migas Turki.
Imam Asy’ari, Konsul Jenderal RI Istanbul mengapresiasi kontribusi delapan profesional Indonesia dalam proyek bersejarah ini.
“Hal ini menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terus berprestasi dan menuntut ilmu setinggi-tingginya,” ujar Imam.
Masuknya kedelapan pemuda itu, kata Imam, membuktikan Indonesia mampu bersaing di pasar tenaga kerja teknologi tinggi di dunia.
“Kedepan, diharapkan semakin banyak pemuda Indonesia yang mampu berkontribusi positif bagi perkembangan Indonesia dan dunia internasional,” terang Imam.
sumber: Anadolu Agency