Dendam Lama Dimulainya Islamofobia
“We won’t renounce the caricatures“. “Kami tidak akan meninggalkan karikatur itu,” kata Macron tak lama setelah pembunuhan atas Samuel Paty.
“Kebebasan, kami merayakannya; kesetaraan, kami menjaminnya; persaudaraan, kami menerapkannya dalam kehidupan. Tidak ada yang bisa membuat kami mundur, kapanpun,” cuit Macron di Twitter seminggu usai insiden pemenggalan.
“Sejarah kami memperlihatkan perjuangan terhadap tirani dan fanatisme. Kami akan melanjutkannya. Kami akan tetap melanjutkan, akan tetap membela harga diri manusia dan nilai-nilai universal,” kata Macron.
Komentar-komentar Presiden Perancis, Emanuel Macron yang beredar di sosmed maupun situs-situs berita sudah cukup jelas membuktikan kepada kita bahwa ia mengidap Islamofobia yang lumayan akut. Dan ini bisa jadi adalah cerminan mayoritas tokoh, pimpinan masyarakat Eropa (Barat) saat ini.
Pertanyaannya, mengapa bisa muncul Islamofobia? Kapan awal mulanya?
Membahas tentang hal ini, kita perlu tarik sedikit ke belakang, ke masa sebelum Islam lahir. Kita lihat letak dimana Islam lahir, tanah Arab. Sebuah daratan yang diapit oleh tiga benua, sebelah utara benua Eropa, sebelah timur benua Asia, sebelah barat benua Afrika. Diapit oleh dua peradaban besar, Persia dan Bizantium.
Bermukimnya kaum Yahudi di Yatsrib karena keyakinan mereka terhadap petunjuk kitab suci bahwa akan lahir nabi terakhir di Arab, dan juga berkembangnya Kristen di wilayah Syiria dan Mesir, tidak menimbulkan gejolak besar pada penduduk Arab.
Upaya Kristenisasi pada bangsa Arab, gagal. Demikian kuatnya mereka mencengkeram kemusyrikan dengan menyembah berhala-berhala. Adapun memang ada yang berpindah ke Kristen, itupun hanya beberapa suku saja, seperti Bani Harits dari Najran, Bani Hanifa dari Yamama, Bani Tayy di Taymr. Hanya itu. Yahudi dan Kristen bukan dianggap suatu hal yang menyusahkan dan bahkan mereka mendapatkan perlakuan toleran dari bangsa Arab.
Namun, hal yang sangat berbeda ketika Rasulullah Saw yang berdakwah Islam. Islam dianggap sebagai suatu yang membahayakan institusi keberhalaan bangsa Arab. Kita bisa melanjutkan bagaimana jerih payah perjuangan dakwah Rasulullah Saw pada kaumnya, Qurays ini di kitab-kitab sirah.