Dendam Lama Dimulainya Islamofobia
Kaum misionaris Barat ini lupa, bahwa Al-Qur’an diturunkan dari generasi ke generasi bukan hanya sekadar penyalinan teks nya saja, namun ada tradisi menghafal yang sangat kuat semenjak masa Rasulullah Saw hingga detik tulisan ini dibaca. Dan tradisi inilah yang menjadi pengikat bahwa tidak akan mungkin Al-Qur’an bisa diubah.
Kemudian, upaya misionaris dalam rangka mengaburkan ajaran Islam pun belum berhenti. Sejak berdirinya Negara Israel, mereka berupaya melenyapkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengutuk kebiadaban Yahudi. Pada periode ketiga ini, yakni abad ke-20 M hingga kini, tokoh-tokoh misionaris yang terkenal antara lain: Rippin, Crone, Power, Calder dan Wans Brough.
Di pusat pemerintahan negara Islam Turki Usmani, Kemal Attaturk pada 1924 M, setelah membubarkan Pemerintahan Islam Dunia, Khilafah, ia melarang penggunaan bahasa Arab dalam segala kegiatan bahkan termasuk dalam membaca Al-Qur’an. Namun menghilangkan bahasa Arab dari Al-Qur’an tak semudah pikiran mereka. Upaya mereka menghapus Al-Qur’an dari tiap kepala muslim, menemui kegagalan.
Michael Cook dalam bukunya “The Koran: A Very Short Introduction”, mengakui bahwa Muslim Non Arab tidak mau mengikuti kitab Al-Qur’an yang dialih bahasa menjadi bahasa sehari-hari. Upaya mengubah bahasa kitab suci menjadi bahasa sehari-hari sudah pernah dilakukan pada abad ke-16M oleh orang-orang Kristen Protestan dan abad ke-20M oleh orang-orang Katholik, dan sukses pada mereka.
Setelah upaya-upaya yang selalu gagal dalam mengubur Al-Qur’an, selanjutnya, M.Cook memperkenalkan senjata barunya yang disebut toleransi. Bagi M.Cook, pemikiran kebenaran mutlak dalam masalah keagamaan adalah pemikiran yang ketinggalan zaman dan tidak relevan bagi Islam Modern. Dan dianggap sebagai sikap berpikir bodoh dan provincialism (kampungan).
M. Cook memperkenalkan konsep toleransi nya ini dalam tulisannya yang berjudul “Sikap Toleran terhadap Kepercayaan Orang Lain”. Konsep ala M. Cook ini bukan bermaksud menjadi jembatan komunikasi yang baik bagi Muslim dan Kristen, tapi merupakan senjata untuk menyerang pemikiran umat Islam dengan menumbuhkan sikap ragu-ragu pada Islam dan pemikiran relativisme terhadap Islam.
Sehingga berikutnya, Muslim akan dipaksa untuk mengatakan: semu agama sama.
Dengan tulisan ini semoga kita menjadi paham, bahwa kebencian terhadap Islam bukanlah baru-baru saja terjadi. Tapi memang sejak Islam itu lahir, maka kebencian itu juga muncul. Dan mengapa Barat sampai mengidap Islamofobia yang demikian akut. Maka, kita sudah simak diatas, bahwa memang kebencian terhadap Islam itu diwariskan dari generasi ke generasi.
Maka bagi kita, cukuplah petunjuk dari Allah SWT, dalam surah Al-Baqarah: 120,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Wallahu a’lam bishawab.
Sally Hameeda
(Kristolog dan Pendidik Muallafah Irena Center)