Di Ijtima Ulama III, Habib Rizieq Serukan Aksi Bela Negeri
Bogor (SI Online) – Imam Besar Habib Rizieq Syihab (HRS) menyampaikan maklumat melalui siaran video kepada peserta Ijtima Ulama III di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019). Maklumat tersebut disampaikan Habib Rizieq karena menilai telah terjadi kezaliman dan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif dalam Pemilu 2019.
Ia menjelaskan bahwa Allah SWT murka kepada orang-orang yang berbuat curang sebagaimana firman-Nya di awal Surah al-Muthaffifin, yang artinya “Celakalah bagi orang-orang yang curang”. Rasulullah SAW pun menolak orang yang curang masuk ke dalam golongan pengikutnya sebagaimana hadis yang berbunyi, “Barang siapa yang mencurangi kami, bukan termasuk golongan kami. Dan tipu daya dan kecurangan tempatnya di neraka”.
“Jadi jelas bahwa curang adalah kezaliman dan kejahatan yang diharamkan ajaran Islam, serta merupakan musuh semua agama, bangsa, dan negara,” jelas Habib Rizieq.
Dalam aturan konstitusi, Habib Rizieq menjelaskan bahwa UUD 1945 Pasal 22E ayat 1 menyatakan, pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Sementara, UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu Pasal 463 Ayat 1 sampai dengan 4 telah menetapkan sanksi hukum dan politik bagi caleg maupun capres dan cawapres yang melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Sanksinya berupa pembatalan terhadap pencalonan kandidat yang bersangkutan (diskualifikasi).
Menurut Habib Rizieq, Pemilu 2019 di Indonesia telah terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Disebut curang terstruktur karena dilakukan oleh struktur perangkat negara dengan penggunaan fasilitas negara, sehingga presiden dan para menterinya bersama Polri dan kepala daerah menekan dan memaksa seluruh ASN (aparatur sipil negara) dan keluarga mereka, hingga kepala desa dan warganya untuk pemenangan Jokowi.
“Bahkan, kubu petahana juga mengerahkan BUMN dan ASN untuk kampanye paslon 01 dengan sanksi dipecat bagi yang tidak ikut. Presiden pun tidak pernah mengambil cuti selama kampanye, sehingga leluasa menggunakan fasilitas negara, sekaligus menjebak lawan politik berhadapan dengan presiden, bukan dengan calon presiden,” jelasnya.
Selanjutnya, disebut kecurangan yang sistematis karena dilakukan secara terencana dan terkoordinasi dengan pola kerja yang tersusun rapi sejak dari sebelum masa kampanye hingga pasca-Pilpres 2019. Sebelum pilpres, kata Habib Rizieq, telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama, persekusi kepada dai, penangkapan aktivis, penyanderaan oposisi, pembubaran ormas Islam, dan pembungkaman tokoh kritis serta memfitnah lawan politik sebagai anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, dan anti-Bhinneka Tunggal Ika.
Tak hanya itu, ada belasan juta DPT bermasalah tidak pernah diusut serius oleh KPU, padahal sudah diingatkan sejak sebelum pemilu.
Pada saat pilpres berlangsung, banyak kejadian pemilih tidak diundang. Ada keluarga dalam satu KK tapi beda TPS. Peralatan dan logistik pemilu di banyak daerah datang terlambat. Selain itu, ditemukan pula adanya terjadi penguluran waktu pada pemungutan suara, sehingga ada pemilih yang pulang. Masalah-masalah lainnya yang juga kerap ditemukan yaitu percepatan penutupan TPS; saksi paslon 02 ditolak; formulir A5 tidak berlaku; formulir C1 asli tidak didistribusikan 4 ton surat suara disimpan di kantor Tribun Timur Makassar (milik Kompas dan Gramedia); surat suara di TPS sudah dicoblos untuk 01, dan; masih banyak lagi.
Sesudah pilpres, banyak kejadian kotak suara dirampas kotak suara disimpan di luar ketentuan kotak suara tidak lagi tersegel; kertas suara dibakar; perampokan berkas saksi paslon 02; penculikan dan penganiayaan, bahkan pembunuhan petugas KPPS.
Saat entry data hasil pemilu, banyak kejadian penambahan suara dalam angka yang besar untuk paslon 01, seperti antara lain di TPS Nomor 8 Desa Lubuk Tanjung Kecamatan Lubuk Linggau Barat I Kota Lubuk Linggau Propinsi Sumatera Selatan. Di situ, suara Jokowi di formulir C1 sebesar 41 diinput KPU menjadi 241, dan lain-lain.
“Ini merupakan sekelumit contoh kecurangan dari paslon 01, dan masih banyak lagi kecurangan penambahan suara untuk paslon 01 serta pengurangan suara untuk paslon 02,” ungkap Habib Rizieq.
Berikutnya, pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara, diduga terjadi penyesuaian real count KPU dengan quick count lembaga survei bayaran 01. Selain itu, terjadi pemblokiran web lawan politik petahana yang mengumumkan hasil perhitungan suara, meski web tersebut sebelumnya sudah mendapat izin dari KPU. Bahkan, terjadi pengkloningan akun dan channel medsos lawan politik.
Ia menambahkan, selama kampanye, Polri diduga ikut bermain menjadi timses petahana, sehingga sering membuat aturan baru untuk mengakomodasi situasi agar menguntungkan paslon 01. Di antara tindakan tersebut yakni mempersulit izin, memblokir tempat, serta menghalangi akses kampanye paslon 02.
“Disebut kecurangan masif karena ini terjadi secara merajalela di mana-mana dan meluas ke mana-mana di seluruh daerah se-Indonesia, dan disaksikan secara massal oleh seluruh rakyat indonesia, sehingga viral di berbagai media cetak mau pun elektronik,” ungkap Habib Rizieq.
Oleh karena itu, menyikapi situasi tersebut, Habib Rizieq menyerukan kepada para habaib dan ulama serta tokoh nasional yang selalu istiqamah berjuang membela agama, bangsa, dan negara dengan spirit 411 dan ruh 212 agar segera menggelar Ijtima Ulama III secara cepat, tepat, manfaat, dan selamat. Menurutnya, ini diperlukan untuk menyikapi segala kezaliman dan kecurangan Pemilu 2019 yang sadis dan brutal. Disebut brutal karena dalam pemilu kali ini terjadi tragedi nasional dengan jatuhnya ribuan orang sakit dan ratusan jiwa meninggal dunia dari petugas pemilu. Musibah itu mereka alami lantaran stres dan depresi akibat tekanan dan kecurangan, yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah Bangsa indonesia.
“Kami menyerukan dengan tulus dan ikhlas agar segera mengajak santri dan umat di masjid, musala, majelis, pesantren, madrasah, dan rumah, membaca secara tertib dan rutin Surah Yasin dan surat al-Fath, serta Hizbun Nashr Imam Syadzali dan Imam Alhaddad, lalu istigasah dan munajat kepada Allah SWT, agar Allah SWT memberikan kemenangan dan keberkahan kepada ulama dan rakyat Indonesia bersama capres dan cawapres Ijtima Ulama yaitu Prabowo-Sandi,” ucap Habib Rizieq.
Dia juga menyerukan umat Islam berdoa kepada Allah SWT agar mengazab dan menghinakan mereka yang sudah mencurangi dan mengkhianati ratusan juta rakyat Indonesia. Selain itu, Habib Rizieq mengingatkan untuk tetap menjaga semangat persaudaraan dan kebersamaan, tetap mengawal, membela capres dan cawapres Prabowo-Sandi beserta BPN dan seluruh partai Koalisi Indonesia Adil Makmur agar tetap istiqamah berjuang bersama ulama dan rakyat Indonesia dalam melawan kezaliman. Tujuannya adalah untuk menegakkan keadilan hingga tegak kalimat Allah yang Maha Tinggi.
“Juga membimbing, mendorong, dan memotivasi masyarakat di semua daerah agar segera membentuk panitia aksi bela negeri untuk menggelar aksi konstitusional, kepung Bawaslu dan laporkan kecurangan dengan bukti, lalu selanjutnya kepung KPU untuk tuntut keadilan,” seru dia.
Melalui semangat jihad konstitusional tersebut, Habib Rizieq mendorong semua komponen bangsa agar menggelar secara besar-besaran aksi bela negeri secara konstitusional di Jakarta dengan tuntutan pendiskualifikasian paslon 01 dari Pemilu 2019 karena curang.
“Kami serukan untuk selalu berjuang dengan sabar dan tegar, serta tabah dan gagah, dalam koridor konstitusi NKRI. Selamat berjuang. semoga menang,” tandasnya
red: adhila