#Bebaskan PalestinaNASIONAL

Di KTT OKI Wamenlu Serukan ‘Kita Semua Palestina’, Ini Pidato Lengkapnya

Riyadh (SI Online) – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia Muhammad Anis Matta memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh pada Ahad (10/11/2024).

Di hadapan para menteri luar negeri negara-negara seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Turki, Anis Matta mengingatkan sejarah pembentukan OKI adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

“Perjuangan Palestina merebut kemerdekaan adalah dasar pembentukan OKI. Itulah sebabnya, kita semua adalah Palestina dan harus membantu perjuangan Palestina” kata Anies Matta.

Berikut ini pidato lengkapnya;

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Atas nama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan atas nama delegasi Indonesia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia, Pangeran Mohammad Bin Salman atas undangan untuk hadir di KTT yang penuh berkah ini. KTT yang diselenggarakan di tengah beratnya situasi dan tantangan yang kita hadapi.

Bagaimana tidak, kita semua menjadi aksi atas pembantaian dan genosida yang mengerikan terhadap warga Gaza dan Palestina, terhadap anak-anak Palestina.. terhadap perempuan Palestina.

Apakah kita hanya akan menjadi saksi atas kematian nurani kemanusian dan semangat solidaritas Islam, terhadap korban peperangan karena kebisuan dan ketidakmampuan kita?

KTT Luar Biasa ini hadir, sebagaimana yang kami yakini, sebagai respon terhadap tantangan eksistensial melalui koordinasi upaya kolektif dari kedua organisasi; Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang mewakili lebih dari dua miliar umat Muslim di dunia untuk membebaskan Palestina dengan segala kekuatan dan sumber daya yang kita miliki.

‘Israel’ di Bawah kepemimpinan Netanyahu, dengan para sekutu ekstremis sayap kanannya, tidak memahami bahasa apapun, kecuali bahasa kekuatan, penindasan, dan kekejaman, sehingga membuat keputusan-keputusan PBB, Dewan Keamanan, dan Mahkamah Internasional hanya sekedar tinta di atas kertas belaka.

Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa KTT ini harus menghasilkan dan langkah-langkah yang nyata, yang mengandung semangat respons kolektif dalam menghadapi hukuman kolektif.

Dalam konteks ini, kami mengusulkan langkah-langkah berikut, disamping usulan yang telah disampaikan sebelumnya.

Pertama, meningkatkan upaya politik dan diplomatik, untuk mengakhiri perang di Gaza dan Lebanon, mencegah setiap upaya eskalasi dari pihak manapun, yang berpotensi menarik kawasan ini dalam perang regional yang tidak terkendali.

Kedua, mengerahkan dukungan dari masyarakat Arab dan Muslim yang turut merasakan penderitaan saudara-saudara yang tertindas, agar berpartisipasi dalam mendukung perjuangan mereka untuk meraih kemerdekaan, serta membuat segala saluran resmi dan cara yang tersedia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Ketiga, menggalang dukungan global untuk kemerdekaan Palestina dengan memperluas aliansi global, mencakup negara-negara selatan global dan negara-negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, dan menganggap semua bentuk perlawanan dari semua faksi Palestina pada saat yang sama sebagai hak hukum bagi setgiap bangsa yang tertindas bukan sebuah tindakan terorisme.

Serta mendesak semua Lembaga internasional untuk mengisolasi ‘Israel’ an mencabut keanggotaannya dari PBB.

Dan tidak membiarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina tanpa hukuman.

Keempat, melanjutkan pemutusan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan ‘Israel’, serta perusahan-perushaan yang terkait dengan Zionisme global, dan menghentikan semua proyek-proyek ‘Israel’ yang sedang berjalan di negara-negara anggota.

Sebagai gantinya, memperbesar volume pertukaran perdagangan antar negara-negara anggota kedua organisasi Arab dan Islam. Terutama dalam produk-produk yang di produksi di negara-negara Arab dan Islam.

Kelima, menolak segala upaya normalisasi hubungan dan meninjau kembali hubungan diplomatik dengan ‘Israel’, sejalan dengan Arab Peace Initiative.

Indonesia, sebagai bangsa yang lahir dari penderitaan, yang merasakan pahitnya kolonialisme, penindasan, rasisme, dan bahkan genosida, bukan hanya selama beberapa tahun atau decade, tetapi selama berabad-abad.

Demikian juga dengan banyak negara-negara Arab dan Islam. Dalam penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina kami katakan;

“Kita Semua Palestina!, Kita Semua Palestina!, Kita Semua Palestina!”

Di hadapan keteguhan dan martabat rakyat Palestina, kami mengatakan; “Tidak ada makna bagi nemertean dan kebebasan kami, jika Palestina tidak merdeka dan bebas. Bagi kami, ini adalah amanat konstitusi, serta kewajiban agama, dan kemanusiaan.”

Semoga Allah memuliakan syuhada Palestina dan menganugerahkan mereka negeri yang berdeka dan bebas dengan ibu kotanya Al-Quds as Syarif, dan memberikan kesempatan kita untuk beribadah di Masjid Al Aqsha dan janji tersebut akan datang di waktu dekat, Insya Allah.

Wassalamu’alaikum salam warahmatullah. [ ]

Artikel Terkait

Back to top button