Diam-diam Ada Debat Presiden di JISc, Gunakan Bahasa Inggris
Jakarta (SI Online) – Tak mau kalah dengan hingar binger debat capres-cawapres dalam rangka Pilpres 2019, Jakarta Islamic School (JISc) juga menggelar debat presiden pada Jumat 12 April 2019. Tapi jangan salah, bukan debat presiden betulan, melainkan lomba debat tingkat SMA dengan menggunakan bahasa Inggris.
Ketua Pelaksana Lomba Debat Presiden JISc Nur Hayani Miru mengatakan, lomba ini merpakan yang kedua kalinya. Syarat utama peserta, selain harus berbahasa iNggris juga haris memiliki pemikiran yang kritis.
“Waktu lomba debat presiden pertama, tema tidak dikasih tahu. Kalau yang kedua, kita kasih tema karena kita ajak anak sekolah lain ikut kompetisi,” ujar Nur Hayani Miru di Jakarta Islamoc School, Kalimalang, Jakarta, dalam pernyataan tertulis yang diterima Suara Islam Online, Selasa 16 April 2019.
Nur menambahkan, meski tema sudah diberitahukan, tapi saat final tema lomba debat disimpan dan hanya diketahui oleh para juri. “Perlombaan debat presiden jenjang SMP dan SMA di babak satu serta babak dua, para peserta diizinkan mencari data terlebih dahulu,” ungkap dia.
Menurut Nur, penguasaan materi dalam debat presiden kedua ini pun bagus. Pencarian data di tiap tema sudah dipersiapkan. Masing-masing sekolah menampilkan perwakilan terbaiknya.
Namun pada babak final, tema diberikan saat lomba dimulai. Hal ini disebabkan, para juri ingin mencari pemenang yang benar-benar menguasai materi. “Tinggal critical thinkingnya yang diperlukan. Critical thinkingnya harus main di debat presiden berbahasa Inggris ini,” tambahnya.
Kriteria pertama para pemenang dilihat dari data yang disampaikan. Alasan lomba ini dinamakan debat presiden, sosok seorang presiden harus berbicara dengan data yang benar.
Ketika ada peserta tidak memberikan data yang akurat, isi pembicaraan pun menjadi salah. Para peserta sudah seharusnya memiliki “critical thinking” setelah mengetahui data.
Selain itu, dari segi cara berbicara juga terlihat. Para peserta debat harus tegas, tetapi tidak ambius dan penuh emosi. Tegas dan tetap memiliki data serta berpikir kritis membuat peserta bisa memberikan solusi.
Salah satu guru JISc ini mengungkapkan rasa syukurnya karena pemilik sekolah JISc, Fifi Proklawati Jubilea, yang akrab dipanggil “Mam Fifi” sangat mendukung kegiatan ini. Adanya lomba debat presiden ini pun menjadi cara pembelajaran anak-anak, mulai dari belajar bahasa Inggris, sikap percaya diri dan cara menyampaikan pendapat.
Uniknya, pemenang lomba debat presiden kedua ini adalah perempuan. Dannisa Azzhara, siswi SMA JISc yang menjadi juara pertama. Selain uang tunai, ia mendapat hadiah “travelling” ke Australia.