Din Syamsuddin Dorong Revitalisasi Budaya Melayu
Tarakan (SI Online) – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin mengungkap perlunya ditemukan kembali kekuatan budaya Melayu melalui restorasi atau revitalisasi. Alasannya, budaya melayu beririsan dengan nilai-nilai akhlak dalam Islam.
Din Syamsuddin menyampaikan hal itu dalam Dialog Nasional “Restorasi Umat dalam Mewujudkan Good Governance” yang digelar Pengurus Besar Lembaga Budaya Melaku Kalimantan (PB LBMK) di Auditorium Gedung Rektorat Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (31/05/2023).
Selain Din Syamsuddin, hadir juga Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, Wali Kota Tarakan Khairul, dan Rektor UBT Prof Dr Adri Patton MSi.
“Revitalisasi menemukan kembali vitalitas, menemukan kembali kekuatan dan budaya Melayu memiliki kekuatan. Itu yang perlu direvitalisasi untuk ditemukan kembali, diperkuat kembali dan ini beririsan dengan nilai-nilai akhlak dalam Islam,” kata Din seperti dilansir rri.co.id, Kamis (01/06/2023).
Menurut Din, restorasi umat, revitalisasi kehidupan umat Islam maksudnya, dan terkait dengan budaya Melayu, tiada lain adalah merevitalisasi nilai-nilai akhlakul karimah yang menjadi esensi Islam. Ibadah yang dilakukan harus bermuara pada akhlakul karimah.
“Hal ini sesuai pepatah dalam bahasa Arab, bahwa sebuah umat atau bangsa akan tegak jika akhlaknya tegak. Sebaliknya jika akhlaknya runtuh, maka bangsa tersebut akan runtuh pula,” kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Din Syamsuddin menilai, ini menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia, termasuk umat Islam di Tanah Air yang dinilai kurang menampilkan Islam sebagai agama akhlak—hanya berujung pada Islam sebagai agama ritual, tetapi tidak berkelanjutan pada munculnya kepribadian yang berakhlak.
Jika ini berlanjut, sambungnya, khawatir umat Islam, termasuk suku Melayu tidak akan mampu menjadi pendorong kemajuan bangsa.
“Hanya dengan menegakkan nilai-nilai al-akhlaqul karimah, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang maju,” kata Din.
Karena itu, ia menilai restorasi umat ataupun revitalisasi akhlak umat dan akhlak bangsa menjadi agenda penting yang mendesak bangsa ini.
Hal ini, menurutnya, menjadi peran dari lembaga pendidikan. Tidak hanya sekolah, tapi juga pendidikan di masyarakat, bahkan tidak kalah penting pendidikan di keluarga.
Wali Kota Tarakan Khairul menilai, restorasi dan good governance telah diterapkan Pemkot Tarakan melalui visinya, yaitu Menjadikan Tarakan aebagai Kota Maju dan Sejahtera melalui Smart City.