INTERNASIONAL

Ditanya Soal Pemindahan Uranium Iran, Menhan AS Kelabakan

Presiden Amerika Donald Trump dan pejabat pemerintah Amerika lainnya yakin benar bahwa serangan itu telah menghancurkan fasilitas nuklir Iran. Namun, mereka tak pernah menyebut soal kemungkinan bahwa uranium, bahan untuk membuat nuklir, telah dipindahkan sebelum serangan terjadi.

Berdasarkan analisis citra satelit komersial dari Maxar Technologies terhadap tiga lokasi yang dibom, para ahli nuklir menyatakan tak ada kerusakan yang berarti di sana. Mereka justru menemukan gambar yang menunjukkan aktivitas tak biasa di Isfahan dan Fordow pada 19 Juni 2025.

Ada truk-truk yang tampaknya di sekitar pintu masuk ke fasilitas bawah tanah yang digunakan untuk menyimpan uranium. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Iran telah memindahkan uraniumnya sebelum serangan terjadi.

“Masih menjadi misteri apa sebenarnya isi truk-truk itu. Namun, uranium yang diperkaya di Fordow kemungkinan besar sudah kosong sebelum serangan,” kata David Albright, Presiden Institute for Science and International Security, kepada The Free Press.

Penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan Amerika (DIA) menyimpulkan bahwa serangan itu tidak menghancurkan komponen inti program nuklir Iran dan kemungkinan hanya menundanya selama beberapa bulan. Orang yang mengetahui penilaian tersebut mengatakan kepada CNN bahwa intelijen menilai uranium yang diperkaya itu telah dipindahkan dari lokasi tersebut sebelum serangan.

Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) John Ratcliffe menegaskan bahwa sejumlah intelijen yang kredibel mengindikasikan bahwa program nuklir Iran telah rusak parah akibat serangan tersebut.

“Ini termasuk intelijen baru dari sumber/metode yang secara historis dapat diandalkan dan akurat bahwa beberapa fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan dan harus dibangun kembali selama bertahun-tahun,” katanya dalam pernyataan yang dirilis di situs web CIA pada 25 Juni 2025.

“CIA terus mengumpulkan informasi tambahan yang bersumber dari sumber yang dapat diandalkan untuk terus memberi informasi lengkap kepada para pengambil keputusan dan badan pengawas yang tepat,” kata Ratcliffe.

“Jika memungkinkan, kami juga akan memberikan pembaruan dan informasi kepada publik Amerika, mengingat pentingnya masalah ini secara nasional dan dalam setiap upaya untuk memberikan transparansi.”

Serangan Amerika ke fasilitas nuklir Iran itu terjadi di tengah perang Iran-Israel. Perang ini dimulai ketika Israel menyerang sejumlah bangunan dan fasilitas militer Iran pada 13 Juni 2025. Trump kemudian memediasi upaya gencatan senjata antara Iran dan Israel yang akhirnya disetujui oleh kedua negara tersebut.[]

sumber: tempo.co

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button