Donald Trump akan Ambil Alih Jalur Gaza, JATTI: Bukti Nyata Sikap AS Menjajah Palestina
![](https://i0.wp.com/suaraislam.id/wp-content/uploads/2022/07/Kiai-Muhyidin-3.jpg?resize=640%2C429&ssl=1)
Jakarta (SI Online) – Jalinan Alumni Timur Tengah (JATTI) menilai rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengabil alih Jalur Gaza sebagai bukti nyata sikap penjajahan terhadap Palestina.
“Pernyataan Donald Trump adalah bukti nyata sikap Amerika yang original untuk menjajah Palestina dengan menjadikan Zionist IsraHell sebagai pelaksana dan perpanjangan tangan di lapangan,” ujar Ketua Pembina JATTI KH Muhyiddin Junaidi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Donald Trump: AS akan Ambil Alih Jalur Gaza
Menurut Kiai Muhyiddin, dunia international semakin muak dengan kepemimpinan amburadul Donald Trump yang dengan arogan tanpa hati nurani menganggap Amerika sebagai penguasa tunggal di dunia.
“Padahal kenyataan di lapangan menunjukan bahwa begitu banyak masalah sosial yang dihadapi di dalam negerinya,” tuturnya.
Saat ini, kata Kiai Muhyiddin, sistem global atau kekuatan dunia sudah berubah total dari unipolar ke multipolar.
“Sejarah akan mencatat bahwa tak lama lagi super power dunia akan berpindah ke negara lain di mana peradaban dunia baru akan dikendalikan oleh forum kekuatan baru yang muncul saingan Amerika. Trump sedang berilusi tentang masa jayanya dengan slogan “kembalikan kejayaan Amerika” Make America Great Again (MAGA),” ungkapnya.
“Sesungguhnya slogan secara tersirat menggambarkan bahwa America sudah disalip oleh kekuatan lain. Pamor dan pengaruhnya juga semakin tergerus sejalan dengan munculnya kekuatan negara adi daya baru yang lebih humanis. Seharusnya ia memberi contoh kepada dunia agar menangkap PM Israhell sesuai dengan keputusan ICC bukan menjadi budak Zionis,” tambah Kiai Muhyiddin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, dunia saat ini sudah sadar bahwa Zionis Israel adalah Pelaku genocida modern dengan dukungan penuh Amerika dan sekutunya.
“Tanpa bantuan Amerika dan mitranya, Israhell sudah dipastikan kalah perang melawan Hamas dalam waktu singkat,” jelasnya.
Menurutnya, ketidakpercayaan dunia kepada Amerika semakin meluas dan muak. “Padahal Allah sudah mengingatkan Amerika dengan serangkaian musibah beruntun dalam negerinya yang amat dahsyat. Sebagai pemimpin sebuah negara, Donald Trump selayaknya bijak dan extra due diligent dalam memberikan pernyataan ke publik. Mendahukukan kepentingan umum dari kepentingan pribadi dan golongan,” tutur Kiai Muhyiddin.
Ia menilai, mengelola negara tidak senantiasa sama dengan mengendalikan sebuah negara besar. Pengusaha cenderung berpikir profit oriented bagi kepentingan sempit dan sesaat.
“Masyarakat dunia sudah paham bahwa lobby Yahudi sangat kuat di Amerika dan semua presiden Amerika pasti sangat berpihak kepada American Public Affairs Committe (AIPAC) yang selalu memaksakan kehendaknya,” jelasnya.
“Di sisi lain Donald trump juga harus memperhatikan sikap pemimpin dunia Arab “petro dollar” yang sudah melakukan investasi besar di Amerika. Begitu juga sikap dunia Islam yang cinta damai dan anti genosida,” tandas Kiai Muhyiddin. [ ]