Dradjad Wibowo: Janganlah Habib Rizieq Dijadikan Batu Loncatan Kenaikan Karier
Jakarta (SI Online) – Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo meminta agar para pejabat di Kementerian atau Lembaga manapun tidak menggunakan Habib Rizieq Syihab sebagai batu loncatan untuk kenaikan pangkat.
“Saya mengingatkan, janganlah Habib Rizieq dan para sahabatnya dijadikan batu loncatan oknum tertentu untuk menaikkan kariernya di Kementerian/Lembaga mana pun,” ungkap Drajad seperti dilansir Republika.co.id, Jumat, 20 November 2020.
Dradjad justru berharap para pejabat hankam mengambil langkah sejuk, seperti yang dilakukan seorang pejabat tinggi yang lebih suka senyap, tapi berhak diapresiasi karena berhasil menjaga situasi kondusif. “Sayang saya tidak boleh menyebut namanya secara terbuka,” kata Dradjad.
Pengamat ekonomi itu juga menyambut baik keputusan Habib Rizieq dan FPI untuk tidak melakukan kegiatan yang akan berdampak pada penumpukan massa hingga situasi kembali normal. Itu keputusan yang sangat tepat, terutama terkait langkah kesehatan masyarakat (public health measures) mencegah pandemi COVID-19.
Menurutnya, sudah menjadi sunnatullah bahwa Covid-19 menyebar melalui droplets yang mengandung SARS-CoV-2. Karena itu, penumpukan massa akan meningkatkan transmisi virus dan penyakit. Dengan keputusan di atas, Habib Rizieq dan FPI telah berkontribusi positif untuk mengurangi risiko transmisi penyakit ini, termasuk di antara jamaah beliau dan keluarga mereka.
Dradjad berharap Habib Rizieq ikut mendakwahkan berbagai langkah kesehatan masyarakat untuk mencegah Covid-19. Habib Rizieq mempunyai jamaah yang luar biasa banyaknya. Sehingga, akan banyak sekali rakyat Indonesia yang terhindarkan dari risiko sakit bahkan meninggal karena Covid-19.
“Mari kita contoh Selandia Baru, Taiwan, dan Vietnam yang pemerintah dan rakyatnya bersama-sama berhasil mengatasi pandemi,” kata Dradjad.
Sebelumnya Drajad juga meminta Polri bersikap adil dalam menangani kasus kerumunan massa saat pandemi Covid-19. “Saya juga meminta Polri untuk bersikap bijak dan adil,” kata Dradjad.
Faktanya, kata Dradjad, ada calon kepala daerah yang kegiatannya juga menyebabkan penumpukan massa. Ada juga menteri yang kegiatannya tidak sesuai dengan langkah kesehatan masyarakat. “Bahkan di antara mereka ada yang tertular dan ikut menularkan COVID-19,” ungkap Dradjad.
Para menteri dan calon kepala daerah itu, lanjut Dradjad, tidak dipanggil untuk penyelidikan atau penyidikan Polri. Dengan kondisi ini, lanjutnya, tentu aneh jika ada sahabat yang bertemu Habib Rizieq dipanggil polisi, seperti Gubernur Anies.
red: farah abdillah