Duka Anak-Anak Yatim Piatu Korban Pandemi, Siapa Peduli?
Suatu ketika, Khalifah Umar r.a. bahkan pernah memanggul sekarung gandum seorang diri, untuk memberi makan seorang ibu yang mengasuh anaknya seorang diri. Melihat kondisi mereka yang kekurangan, Khalifah Umar r.a. pun menanggung keluarga itu agar diurus oleh Baitulmal.
Pada masa Umar yang kedua, yakni Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sang khalifah bahkan sampai kesulitan mencari orang yang kesusahan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak satu pun rakyatnya yang mau menerima bantuan, sebab kehidupannya sudah sejahtera. Kondisi yang jelas berbeda dengan rakyat hari ini, yang justru kesulitan mencari sesuap nasi.
Inilah bukti pemimpin yang memimpin berasaskan takwa, buah ketaatan pada syariat-Nya. Mengurus rakyat berlandaskan iman. Amanah terhadap segala tanggung jawab. Sebab setitik kelalaian saja kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Ketakutan tidak akan dapat mencium wanginya surga pun ditanam dalam-dalam di benak dan pikirannya. Sebab Baginda Nabi Saw. tercinta telah mengingatkan, “Tidaklah seorang penguasa diserahi urusan kaum Muslim, kemudian ia mati, sedangkan ia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah mengharamkan surga untuk dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Alhasil, sungguh ngilu melihat sikap tuan penguasa hari ini. Sengkarut penanganan pandemi membuktikan kegagalan dalam mengambil kebijakan. Jangankan mempertahankan gunungan emas dan hamparan SDA agar tidak dijarah oleh korporat, menyantuni dan mengurus anak yatim piatu korban wabah pun belum mampu menuntaskan. Jika demikian, masihkah kita terus-terusan berharap pada sistem yang tidak sigap mengurus kemaslahatan rakyat?
Jannatu Naflah, Praktisi Pendidikan.