Duka Muslim India: Makin Terpinggirkan, Terhina Sepanjang Sejarah
Makin Terpinggir dan Terhina
Secara khusus vonis ini semakin memarjinalkan penduduk Muslim India yang berjumlah 200 juta.
Di bawah pemerintahan nasionalis Hindu BJP pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, Muslim di India terpinggirkan dan merasa paling terhina sepanjang sejarah masyarakat plural, sekuler di negara itu, yang dijuluki sebagai demokrasi terbesar di dunia sejak merdeka tahun 1947.
Massa telah menangkap dan membunuh warga Muslim karena mengonsumsi daging sapi atau mengangkut sapi, yang disucikan oleh mayoritas umat Hindu.
Pemerintahan PM Modi mengubah undang-undang untuk mempercepat pemrosesan kewarganegaraan pengungsi non-Muslim dari negara-negara tetangga. Pemerintah juga memecah negara bagian dengan mayoritas penduduk Muslim, Jammu dan Kashmir, dan membatalkan status otonominya yang diamanatkan oleh konstitusi.
Tahun ini, umat Muslim secara khusus dituding menyebarkan virus corona baru setelah anggota Jamaah Tabligh menghadiri acara di Delhi. Acara-acara agama Hindu yang menarik massa lebih banyak selama pandemi tidak mendapat sorotan politik, publik atau media, atau dikambinghitamkan.
Tidak hanya itu. Mahasiswa dan aktivis Muslim ditangkap dan dijebloskan ke penjara atas dugaan menghasut kerusuhan terkait dengan undang-undang kewarganegaraan yang kontroversial di Delhi akhir tahun lalu, sedangkan penghasut dari kelompok Hindu tak tersentuh sama sekali.
Vonis kasus Masjid Babri, menurut banyak warga Muslim, hanyalah kelanjutan dari penghinaan itu.
Rasa keterasingan itu sungguh nyata. Partai Modi sama sekali tak menyembunyikan soal ideologi mayoritas Hindu itu. Berbagai saluran berita yang populer menjelekkan Muslim. Banyak di antara partai daerah yang sebelumnya berpengaruh, dan yang sebelumnya membela masyarakat, tampak meninggalkan mereka.