HALALNASIONAL

Dukung Indonesia Jadi Pusat Produsen Halal Dunia, Begini Upaya IHATEC

Terkait makanan halal, posisi Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) pada 2020/2021 menempati peringkat keempat. Kemudian pada 2022 menjadi nomor dua. Targetnya, pada 2024 Indonesia dapat menempati posisi pertama.

Salah satu yang dilakukan untuk mencapai target itu adalah dengan penyesuaian regulasi Jaminan Produk Halal untuk menyederhanakan dan mempercepat proses sertifikasi halal.

“Serta mengurangi waktu pemrosesan dan memfasilitasi sertifikasi halal untuk usaha mikro dan kecil (UMK),” kata Aminah.

Aminah mengingatkan, sesuai regulasi, pada 2024 nanti semua produk makanan dan minuman yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia sudah harus bersertifikasi halal.

“Per 18 Oktober 2024 semua produk makanan dan minuman sudah harus berlabel halal. Bila ada yang tidak halal, akan ada sanksi,” tegasnya.

GM Coorporate Communication PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana, mengungkapkan bukan hanya Indonesia yang berambisi menjadi pusat halal dunia, tetapi negara-negara lain juga memiliki keinginan yang sama.

“Yang mau jadi pusat halal dunia cukup banyak, bahkan bukan hanya negara-negara muslim,” kata dia.

Selain Indonesia, Stefanus menyebut sejumlah negara seperti China, Inggris, Brazil, UEA, Arab Saudi, Australia, Malaysia, Thailand, Jepang dan Korea juga berambisi menjadi pusat halal dalam sektor-sektor tertentu.

Stefanus juga menyampaikan komitmen perusahaannya yang hanya akan memproduksi dan memasarkan produk yang halal dan layak dikonsumsi di seluruh dunia. Indofood sendiri, kata dia, sejak 1989 telah melakukan sertifikasi halal secara sukarela.

Dalam kesempatan yang sama, figur publik sekaligus pengusaha makanan, Teuku Wisnu, mengatakan adanya label halal pada produk membuat masyarakat lebih tenang dan yakin dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman.

Wisnu mendorong agar ini edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait halal harus semakin diperluas.

“Sebab ada dampak buruk bila mengonsumsi makanan tidak halal, bukan hanya buruk bagi kita tetapi juga untuk keluarga dan keturunan kita,” kata dia.

red: farah abdillah

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button