Dukung Palestina Merdeka, Ribuan Aktivis FSLDK Gelar Aksi Solidaritas di Depan Kemenlu
Jakarta (SI Online)-Ribuan mahasiswa aktivis dakwah kampus yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) se-Jakarta, Depok dan Bekasi menggelar aksi solidaritas Palestina di depan Kantor Kementerian Luar Negeri RI, di Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat sore (20/10/2023).
Tak hanya mahasiswa, sejumlah aktivis lembaga kemanusiaan, seperti Adara Relief International, Sapa Islam, dan elemen lain juga turut bergabung.
Di antara tokoh aktivis dakwah kampus yang hadir menyampaikan orasi lain Muhammad Wildan (Ketua FSLDK se-Jadebek), Rezky Alfian Fatra (Ketua Salam UI), Muhammad Hammam Jafar (Ketua LDK Salim UNJ), dan Razaq Hamam Alamsyah (Ketua LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Sebelumnya mahasiswa berkumpul di Masjid Istiqlal, Jakarta. Usai mengikuti shalat Jumat, mereka melakukan long march ke depan Kantor Kemenlu. Tak lama setelah tiba di lokasi aksi, lima perwakilan mahasiswa langsung diterima audiensi oleh pihak Kemenlu.
Tujuan para aktivis dakwah mahasiswa itu ke Kemenlu tak lain dan tak bukan adalah untuk memastikan diplomasi Indonesia yang aktif mendukung pembebasan Palestina dari segala bentuk penjajahan serta penistaan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Dalam orasinya, para mahasiswa sepakat mendukung kemerdekaan Palestina dari segala bentuk penjajahan, sebagaimana tercermin dalam landasan konstitusional Indonesia.
Para mahasiswa juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki utang sejarah karena jasa seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pertama kali. Kemudian seorang saudagar asal Palestina Muhammad Ali Taher juga turut membantu kemerdekaan Indonesia.
Asma Nadia, seorang novelis muslimah terkenal, turut berorasi di atas mobil komando. Asma mengajak ribuan mahasiswa yang hadir untuk membela Palestina melalui jalur tulisan dan media sosial.
“Kita semua bisa jadi penulis untuk melawan narasi-narasi yang membenarkan kebiadaban dan terorisme,” kata dia.
Asma juga mengajak para mahasiswa untuk menyebarluaskan informasi-informasi tentang Palestina. Bahwa yang terjadi di Palestina adalah pembantaian. “Masih banyak masyarakat kita yang diam,” kata dia.
Pendiri Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Akmal Sjafril mengajak para aktivis dakwah kampus untuk terus mendukung perjuangan umat Islam di Palestina. Dukungan itu, kata Akmal, bisa dilakukan melalui media sosial. “Masih banyak di media sosial yang membela Israel,” kata dia.
Bagi Akmal, Palestina merdeka adalah harga mati, tak dapat ditawar lagi. Sebab itu dia anggap sebagai solusi atas problem saat ini. “Palestina harus merdeka, Israel harus bubar,” katanya.