Dukungan Jokowi pada Capres Pengaruhnya Kecil dalam Pilpres 2024
Jakarta (SI Online) – Hasil survei sejumlah lembaga menyebutkan kecil pengaruh dukungan (endorsement) Presiden Jokowi pada salah satu Capres terhadap hasil Pilpres 2024.
Survei Litbang Kompas pada pada 24 September hingga 7 Oktober 2022 lalu mengungkap pengaruh Jokowi tak sampai 20 persen. Hanya 15,1 persen responden yang menyatakan akan memilih capres yang disarankan Jokowi.
Sementara itu, 30,1 persen responden enggan memilih capres pilihan Jokowi. Adapun 35,7 persen responden lainnya mempertimbangkan saran Jokowi.
“Proporsi ini terbaca menurun dari survei Juni yang merekam tak kurang dari separuh responden yang masih bersikap mempertimbangkan untuk mengikuti saran Presiden Jokowi dalam memilih capres,” dikutip dari Kompas.id, Senin (15/11) lalu.
Survei tersebut digelar pada 24 September hingga 7 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.200 orang responden. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan ambang batas kesalahan +/- 2,8 persen.
Kemudian Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga menyebut pengaruh Jokowi pada Pilpres 2024 tak signifikan. Hal itu tercatat dalam survei pada 10-19 Oktober 2022.
Pada survei itu, LSI Denny Ja membuat tiga simulasi. Simulasi itu melibatkan tiga proyeksi pasangan calon, yakni Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto-Puan Maharani, dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dukungan Jokowi untuk Ganjar-Airlangga hanya menambah perolehan suara sekitar 1,5 persen. Jika dukungan itu diarahkan ke Prabowo-Puan, hanya akan menambah sekitar 1,7 persen.
Sementara itu, jika Jokowi mendukung Anies-AHY, efek penambahan suara hanya 1,7 persen. LSI Denny JA pun menyimpulkan efek Jokowi hanya berlaku jika persaingan antar paslon sangat ketat.
“Ketika persaingan margin besar (selisih lebih dari 3 persen), dukungan Jokowi tidak mengubah pemenang,” dikutip dari keterangan tertulis LSI Denny JA, Rabu (23/11).
Survei ini digelar pada 10-19 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi. Survei menggunakan wawancara tatap muka (face to face interview) dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. [sumber: cnnindonesia.com]