Dunia Islam Butuh Kemandirian Teknologi

Jika jawabannya belum, maka sekarang kita perlu bergerak dan mengubah keadaan. Allah ﷻ berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Menuju Kemandirian Teknologi yang Membebaskan
Kemandirian teknologi bukan sekadar proyek suatu negara dan pemerintahan, melainkan tugas suatu peradaban. Hal itu dimulai dari pendidikan yang benar, riset yang dihargai, hingga dukungan penuh dari masyarakat.
Umat Islam harus melahirkan generasi Muslim yang bukan hanya bangga terhadap sejarahnya, namun juga berani menciptakan masa depannya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad & Thabrani)
Di era teknologi saat ini, yang paling bermanfaat adalah mereka yang mampu menciptakan teknologi berupa alat atau sistem, bukan hanya sekadar yang menggunakannya.
Penutup
Konflik Iran-Israel 2025 bukan hanya urusan geopolitik. Ini merupakan panggilan sadar bagi dunia Islam. Dengan kemandirian teknologi, umat Islam dapat kembali punya suara, martabat, dan masa depan.
Bukan untuk persaingan, namun untuk menjadi umat yang mandiri, kuat, dan memberi manfaat, sebagaimana yang dicita-citakan Islam sejak awal.
Mengutip perkataan dari Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar, “Islam tanpa kemandirian teknologi akan cenderung terjajah, sedangkan kemandirian teknologi tanpa Islam akan cenderung menjajah. Hanya kemandirian teknologi yang dituntun oleh Islam akan membebaskan dunia dari penjajahan.” Wallahu a’lam bishawab. []
Andrian Permana, PhD Student in Mechanical Engineering, KFUPM, Saudi Arabia