Empat Tugas Penting Pemimpin
“Yaitu orang orang yang hila Kami beri kedudukan di muka bumi, mereka menegakkan shalat, menjalankan zakat dan melakukan amar makruf nahi mungkar…” (QS. Al Hajj 41)
Dua hari lalu, saya menghubungi teman yang menjadi pimpinan Al Jannah Islamic School. Udah lama saya tidak menghubungi dia. Saya kemudian diundang untuk hadir di pengajian Jumat malam (23/9) kemarin.
Jumat sore saya hadir di masjid Al Jannah Cibubur Jakarta. Tiba-tiba pimpinan Al Jannah, Ibu Adinda menyuruh saya untuk menjadi penceramah pengganti. Penceramah awal terjebak hujan di Bogor kabarnya.
Dengan mengucap Bismillah saya menyanggupinya. Pengajian Jumat malam ini diperuntukkan bagi guru-guru SMP, manajemen dan karyawan. Jumlahnya sekitar 50 orang.
Dalam pengajian bakda Maghrib ini saya menjelaskan empat tugas penting pemimpin dalam Al-Qur’an. Yang pertama, menegakkan shalat.
Jadi tugas pemimpin yang pertama bukanlah mengatasi masalah ekonomi. Sebagaimana kampanye banyak pemimpin kita sekarang. Mulai dari presiden, gubernur hingga anggota DPR.
Tugas pemimpin yang pertama adalah menegakkan shalat. Kenapa shalat? Karena shalat adalah hubungan tertinggi hamba dengan Rabbnya. Shalat adalah mi’rajnya orang mukmin. Shalat adalah yang membedakan mukmin dengan kafir.
Tidak ada ibadah yang lebih indah dari shalat. Shalat dalam Islam minimal lima kali sehari. Agama agama di luar Islam melakukan sembahyang ‘hanya seminggu sekali.’ Mereka lebih memikirkan dunia daripada akhirat. Mereka lebih memikirkan jabatan dan uang daripada hubungan dengan Tuhannya.
Shalat juga mencegah perbuatan keji dan mungkar, kata Al-Qur’an. Selain itu di akhirat nanti yang pertama dihisab adalah shalat. Bila shalat hamba beres, insyaallah mudah masuk surga. Tapi bila shalatnya jarang, hisabnya akan susah.
Jadi tugas pemimpin yang pertama kepada rakyatnya adalah menyuruh rakyatnya shalat lima waktu dengan benar. Syukur syukur ditambah dengan shalat Sunnah rawatib, tahajud dan lain lain. Bila hubungan dengan Allah bagus, maka hubungan dengan manusia bagus pula. Pemimpin yang jarang shalat, jangan dipilih. Terutama untuk masyarakat Islam
Sebagai pemimpin keluarga, seorang ayah juga pertama kali harus memperhatikan shalat anaknya. Bila anak sampai umur 19 tahun, tidak shalat, boleh dipukul. Tentu dengan pukulan yang mendidik. Anak jangan diperhatikan sekolahnya atau kerjanya saja. Tapi yang utama perhatikan shalatnya. Bila ia sering menambah dengan shalat Sunnah maka itu menunjukkan telah bagus akhlaknya.