SILATURAHIM

Enam Pahlawan Nasional Ini Ternyata Tokoh Muhammadiyah

Pada 1937 ke Batavia, di sana ia kembali melanjutkan sekolah di HIS Muhammadiyah, kemudian ke Mulo Muhammadiyah, AMS Muhammadiyah. Lalu ke Yogyakarta untuk melanjutkan belajarnya.

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi mahasiswa Islam pertama di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam. HMI memiliki dua tujuan dasar, yakni mempertahankan negara Republik indonesia, dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017, Lafran Pane dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

dr. Sutomo

Soebroto yang kemudian berganti nama menjadi Soetomo, dan lebih dikenal dengan dokter Soetomo lahir 30 Juli 1888 di Nganjuk, dan meninggal pada 30 Mei 1938 di Surabaya. Ia dikenal sebagai dokter bumiputera yang kompeten, dirinya juga aktif di Organisasi Budi Utomo.

Di Muhammadiyah, dr. Soetomo pernah menjabat sebagai Medisch Adviseur (Penasehat Kesehatan/Medis) H.B. PKO Muhammadiyah. Pada Ahad, 14 September 1924 saat Pembukaan Poliklinik Muhammadiyah Surabaya menyampaikan pidato di hadapan Haji Syudja’ dan Ki Bagus, sebagai PB Muhammadiyah.

Berdasarkan Keppres No. 657 Tahun 1961, 27 Desember 1961, dr. Sutomo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.

Teuku Muhammad Hasan

Teuku Sarong atau yang kemudian berganti nama Teuku Muhammad Hasan lahir di Pidie, Aceh pada 4 April 1906. Ia dikenal sebagai tokoh nasional dari Aceh yang berhasil menyatukan gejolak di Sumatera di bulan-bulan awal kemerdekaan.

ia juga tercatat sebagai anggota BPUPK dan ikut merumuskan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pasca kemerdekaan ia dikukuhkan menjadi gubernur pertama Sumatera dengan Ibu Kota Provinsi di Medan.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button