Erdogan Kecam Blokade Gaza dan Aneksasi Israel
Ankara (SI Online) – Presiden Turki Rejep Tayep Erdogan mengecam keras berlanjutkan blokade Gaza, dan kejahatan terhadap kota Al-Quds, sedangkan sikap diam internasional makin membuat Israel berani melanjutkan kejahatannya.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Senin (13/7), Erdogan mengatakan bahwa wilayah Palestina yang tengah berada dalam penjajahan Israel, merupakan wilayah yang paling banyak menjadi sasaran kezaliman di dunia.
Namun meski pihak Palestina menjadi sasaran pembunuhan brutal oleh pasukan Israel, media internasional tak merilisnya, ungkap Erdogan.
“Sikap diam internasional menjadi penyebab meningkatnya keberanian Israel melakukan kejahatan dan mengabaikan hukum internasional dari waktu ke waktu,” ungkap Erdogan.
Ditegaskannya bahwa rencana Israel melakukan aneksasi menggabungkan semua permukiman di Tepi Barat dan Lembah Yordan merupakan langkah apartheid baru, dan seharusnya internasional menghentikan langkah tersebut.
Di hadapan sidang umum PBB, Erdogan pernah memperlihatkan peta perluasan Israel di wilayah Palestina. Saat itu Erdogan bertanya kepada pihak internasional, “Mana Israel? Mana wilayah yang menjadi miliknya?”
Ditegaskannya bahwa pada peta 1947, semua wilayah adalah milik Palestina, dan bersamaan dengan waktu, Palestina makin berkurang, dan Israel makin bertambah.
Pada 1967, saat Israel menduduki Al-Quds, maka masuk fase baru, dan hari ini sangat disayangkan, tidak ada yang tersisa namanya Palestina.
Erdogan menambahkan, “Israel mencaplok hampir semua wilayah Palestina, dan saat ini berupaya menduduki yang tersisa, dan merencanakan aneksasi baru.”
Presiden Turki menyebutkan, berlanjutnya blockade Gaza sebagai tindakan tidak berprikemanusiaan, di samping kejahatan Israel terhadap kota Al-Quds yang bernilai sejarah.
Kebijakan Turki tetap mendukung pendirian Negara Palestina berdaulat dengan ibukota Al-Quds timur, sesuai perbatasan tahun 1967, dan semua rencana perdamaian yang tidak mencakup hal tersebut, tidak bisa diterima.
Erdogan menyebutkan, Al-Quds merupakan tempat suci bagi tiga agama, dan kiblat pertama kaum muslimin, sehingga wajib bagi kaum muslimin untuk melindungi kewibawaan Masjidil Aqsha, dan mencegah pihak manapun yang mempermainkannya.
“Kita tidak memusuhi bangsa yahudi, dan tidak ada persoalan kami dengan bangsa Israel, yang kami tentang adalah kebijakan pemerintah Israel yang melakukan penjajahan dan melanggar hukum internasional,” tandasnya.
red: adhila