Fadli Zon Dukung dan Dorong Pemprov Aceh Dirikan Museum Peradaban Islam
Banda Aceh (SI Online) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendorong Pemerintah Aceh, khususnya Gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf, untuk mendirikan museum peradaban Islam di Tanah Rencong.
“Kita sangat mendukung walaupun baru satu obrolan dengan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Saya mendorong harus ada satu museum peradaban Islam yang besar dan representatif di Aceh,” kata Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon dalam kunjungan kerja di Banda Aceh, Senin (13/01/2025).
Menurut Fadli, museum peradaban Islam sangat memungkinkan didirikan di Aceh sebagai daerah yang dijuluki Serambi Makkah, baik itu di Banda Aceh maupun di Aceh Utara tempat Kerajaan Samudera Pasai.
“Semakin banyak semakin bagus, apalagi Aceh Serambi Mekkah, maka perlu ada keunikan, kekhasannya sendiri yang perlu ditonjolkan,” kata Waketum Partai Gerindra itu.
Fadli beralasan, pendirian museum peradaban Islam sangat tepat karena sejalan dengan program Kementerian Kebudayaan yang juga sedang merevitalisasi museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari dan Museum Muhammadiyah di Yogyakarta.
“Indonesia ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu semakin banyak outlet etalase museum yang menjelaskan semakin bagus,” kata dia.
Fadli juga menyampaikan, museum dibutuhkan agar masyarakat dapat menggali kembali literasi tentang sejarah masa lampau. Kemudian bagaimana memanfaatkannya untuk masa depan.
“Sehingga sejarah itu terjadi kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, begitu juga dengan kebudayaan kita,” ujar Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 itu
Selain itu ia menambahkan salah satu museum kerajaan Islam di Aceh yang perlu segera diperbaiki adalah Samudera Pasai, dimana sudah 12 tahun diperbaharui atau penataan bangunannya belum tuntas hingga hari ini.
Fadli bertekad untuk menuntaskan pembangunan situs Kerajaan Samudra Pasai atau tempat pertama Islam masuk ke Indonesia itu.
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan kerja sama dari Pemerintah Aceh, kabupaten/kota, dan akademisi untuk penataan museum tersebut.
“Sehingga orang yang datang ke museum dapat memahami apa itu Samudera Pasai, dampaknya lahirnya pada peradaban selanjutnya pada zaman kesultanan Aceh,” kata dia.[]