Fadli Zon: Sebagian Negara ASEAN Hidup dalam Demokrasi Semu
Jakarta (SI Online) – Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) Fadli Zon mengungkapkan, demokrasi hanya bisa berjalan melalui pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
“Persoalannya, sebagian besar negara-negara ASEAN masih hidup dalam demokrasi semu,” ungkap Fadli dalam Seminar Bersama yang diadakan oleh ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), ASEANSAI (ASEAN Supreme Audit Institutions), dan AIPA (ASEAN Inter Parliamentary Assembly), di Ballroom Hotel Sheraton, Jakarta, Selasa (26/02/2019).
Fadli menegaskan, semangat untuk mempengaruhi negara-negara yang kurang demokratis selama ini selalu terganjal akibat adanya prinsip non-intervensi yang selama ini dijunjung ASEAN.
Selain itu, lanjut Fadli, negara-negara masih terjebak pada masalah korupsi. Isu korupsi telah mengganggu tata kelola pemerintahan, serta menghancurkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara.
“Korupsi telah mencuri hak-hak rakyat untuk mencapai kesetaraan dan kemakmuran,” ungkap Wakil Ketua DPR RI itu.
Untuk memberantas korupsi, kata Fadli, tidak mungkin bisa dilakukan sendirian. Pemerintah dan parlemen di semua negara harus bekerjasama mengatasi persoalan ini. Selain itu penting kerjasama lembaga auditor negara untuk memastikan proses pembangunan di tiap-tiap negara ASEAN berlangsung akuntabel dan transparan.
Fadli menambahkan, GOPAC yang sekarang dia pimpin berdiri sejak 2002 lalu. GOPAC telah aktif terlibat dalam jaringan anti-korupsi global, serta mendorong kerjasama anti-korupsi di antara anggota-anggota parlemen. Hingga Februari 2019, GOPAC telah memiliki 1.397 anggota di seluruh dunia, yang terbagi dalam 62 National Chapters, serta 5 Regional Chapters, yaitu Arab, Afrika, Asia Tenggara, Oseania, dan Amerika Latin.
“GOPAC adalah satu-satunya jaringan internasional anggota parlemen yang didedikasikan untuk memberantas korupsi, serta terciptanya pemerintahan yang baik,” tandasnya.
red: shodiq ramadhan