Faiz dan Reza, Anak Baik yang Insyaallah Syahid
Dengan keyakinan itulah, Syuhada berani melakukan mubahalah untuk membuktikan kebenaran kasus ini.
“Dalam urusan hukum dunia kami bersyukur dibantu para advokat dan banyak tokoh untuk menuntut keadilan, untuk urusan dunia akhirat kami berani bermubahalah, dan untuk urusan akhirat insyaallah kami akan menuntut mereka yang terlibat pembunuhan anak kami,” jelas Syuhada.
Menutup obrolan santai dengan keluarga almarhum Faiz, Syuhada menunjukkan karya terakhir Faiz sebelum wafat berupa bendera bertuliskan “Ayo Gelorakan Revolusi Akhlak” dengan foto Habib Rizieq Syihab (HRS) di atasnya.
Setelah itu, TP3 melanjutkan perjalanan menuju rumah keluarga almarhum Reza di daerah Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Rumah keluarga Reza lebih sederhana lagi, bahkan tergolong miskin secara keberadaan. Di rumah sempit dua lantai berukuran 2 x 5 meter, lima orang keluarga Reza hidup berhimpitan di kediamannya.
Meski hidup dalam kemiskinan, namun keluarga Reza tergolong intelek. Mereka miskin bukan karena malas bekerja, semua kakak beradik bekerja bahkan sang ibu berjualan nasi bungkus. Reza lah yang setiap hari membantu ibunya dalam menyiapkan dagangannya.
Sementara itu, kakak Reza ada yang bekerja sebagai penjaga ruko, ada juga yang menjadi baby sitter. Reza sendiri menjaga keamanan di kampung sambil menjadi tukang parkir.
Bila berangkat tugas kelaskaran, Reza pamit kepada sang ibu bak berangkat jihad fisabilillah. “Reza cium bahkan sujud kepada ibunya, sang ibu pun sangat bangga kepada anaknya,” kata Mursalin, anggota TP3 bercerita tentang kunjungan tersebut.