INTERNASIONAL

Gelombang Bunuh Diri Militer Israel Terus Meningkat

Gaza (SI Online) – Laporan dari sumber-sumber media Israel mengungkapkan bahwa kasus bunuh diri di kalangan tentara pendudukan Israel terus meningkat secara mengkhawatirkan, mencerminkan tekanan psikologis parah yang menghantui pasukan di tengah perang genosida yang tak kunjung berakhir di Jalur Gaza.

Situs berita berbahasa Ibrani Hadashot Le Tznzura melaporkan pada Senin (14/7) bahwa seorang tentara ditemukan tewas bunuh diri di dalam kamp militer di wilayah Palestina utara yang diduduki Israel. Meski rincian penyebab tidak dirilis, insiden ini terjadi dalam gelombang kasus serupa yang mencerminkan krisis mental mendalam dalam tubuh militer Israel.

Rangkaian Bunuh Diri dan Diamnya Militer

Dalam sepekan terakhir, sedikitnya empat tentara pendudukan dilaporkan bunuh diri. Pada Jumat lalu, seorang tentara cadangan berusia 30 tahun ditemukan tewas di dalam mobilnya di permukiman Tapuah, tenggara Nablus. Sehari sebelumnya, jenazah seorang tentara cadangan ditemukan di lingkungan Har Homa, Yerusalem Timur yang diduduki, tanpa pernyataan resmi terkait motif.

Kasus paling menyita perhatian dilaporkan oleh harian Haaretz, saat seorang prajurit Brigade Golani mengakhiri hidupnya di pangkalan militer Sde Teiman, hanya beberapa jam setelah ditarik dari Jalur Gaza untuk mengikuti pelatihan. Penyelidikan mengungkap bahwa prajurit itu bunuh diri menggunakan senjata rekannya, setelah senjatanya sendiri disita oleh penyidik militer. Rekannya diketahui tewas dalam ledakan kendaraan lapis baja di Gaza, yang diyakini memicu keruntuhan kondisi mentalnya.

Statistik Mengerikan dan Bungkamnya Militer Israel

Menurut Haaretz, sedikitnya tujuh tentara Israel bunuh diri antara Oktober hingga Desember 2023, jumlah ini melonjak menjadi 21 kasus sepanjang 2024, dan 14 kasus dalam enam bulan pertama 2025. Belum termasuk 11 warga pemukim yang juga mengakhiri hidupnya karena trauma militer.

Meski angka terus bertambah, militer Israel menolak mengumumkan statistik resmi secara penuh, dan menunda pengumuman hingga akhir tahun. Parahnya lagi, data tidak mencakup tentara yang bunuh diri setelah masa tugas berakhir, meskipun jelas terindikasi mengalami trauma berat akibat pengalaman militer di Gaza.

3.000 Tentara Mencari Bantuan Psikologis, 90 Diberhentikan karena Gangguan Parah

Pada awal Januari, Haaretz juga mengungkap bahwa sekitar 3.000 tentara aktif dan cadangan telah menghubungi layanan dukungan psikologis militer, sementara 90 tentara lainnya telah diberhentikan dari dinas karena kondisi psikologis yang sangat parah.

Sebuah studi dari Divisi Sumber Daya Manusia dan Unit Kesehatan Mental Tentara Pendudukan menunjukkan bahwa gelombang bunuh diri ini disebabkan oleh akumulasi tekanan keamanan, sosial, dan trauma akibat perang brutal yang berlangsung tanpa akhir.

Dampak Perang Genosida Tak Hanya Hancurkan Korban Sipil, Tapi Juga Tentara Israel

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan Amerika Serikat, melancarkan perang genosida terhadap Gaza, yang mencakup pembunuhan massal, kelaparan sistematis, penghancuran infrastruktur, dan pengusiran paksa lebih dari dua juta warga sipil. Lebih dari 196.000 warga Palestina telah tewas atau terluka, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, dengan lebih dari 10.000 di antaranya hilang tanpa jejak.

Namun kehancuran tak hanya dialami oleh korban di pihak Palestina. Pasukan Israel sendiri mulai menunjukkan gejala keruntuhan mental akibat tekanan moral dan psikologis yang ditimbulkan oleh perang yang tidak manusiawi dan ilegal ini. Gelombang bunuh diri yang menyapu kalangan tentara muda ini menjadi indikasi kuat bahwa perang bukan hanya membunuh tubuh, tapi juga menghancurkan jiwa.

Seruan untuk Akhiri Genosida dan Tuntut Pertanggungjawaban

Krisis mental di tubuh militer Israel ini semakin menegaskan bahwa perang genosida bukan hanya melanggar hukum internasional, tapi juga menghancurkan generasi muda kedua belah pihak. Dunia internasional harus bersikap tegas: menekan Israel untuk menghentikan agresinya, mematuhi perintah Mahkamah Internasional, dan membawa para pelaku kejahatan perang ke meja pengadilan internasional.

Diam adalah kejahatan. Dan perang ini harus dihentikan.

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button