Gelombang Tsunami Sapu Maksiat
Tak sehari pun, kecuali laut meminta izin kepada Rabb-nya untuk menenggelamkan manusia. Malaikat pun meminta izin kepada-Nya untuk menyegerakan dan membinasakannya. Tapi, Allah berfirman, “Biarkanlah hamba-Ku, karena Aku Maha Tahu tentangnya” (Disebutkan Ibn al-Qayyim dalam Madarij Salikin, Juz I/432-433)
Namun, satu yang tak boleh diluputkan. Yang bisa menolong manusia dari murka-Nya, adalah ketaatan kita, taubat kita. Coba telaah kembali firman Allah dalam Q.S. Al-Isra’: 16
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).
Negeriku, marilah kita kembali pada jalan Allah. Kita memenuhi seruan-Nya untuk memahami Islam kaffah. Mengamalkan apa-apa yang difirmankan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Berislam dalam pribadi, masyarakat juga berbangsa.
Bangsaku, Islam ada rujukan. Islam adalah jalan keselamatan. Berpegang teguh pada tali agama adalah kunci kebahagiaan dunia akhirat. Sementara durhaka dan maksiat adalah pengundang pedihnya azab. Wallahu’alam bishowab.
Ammylia Rostikasari, S.S.
(Aktivis Akademi Menulis Kreatif)