Gemar Membaca Al-Qur’an
Beliau bersabda: “Cukuplah sekarang!” Aku menoleh kepadanya dan melihat air matanya mengalir dari kedua matanya!”
Rasulullah benar-benar membebankan AI-Qur’an kepada manusia dan menjadikan interaksi mereka dengan Al-Qur’an sebagai pertimbangan dalam menentukan kedudukan mereka di masyarakat. Beliau bersabda: “Yang menjadi imam suatu kaum adalah mereka yang paling banyak membaca Al-Qur’an.”
Dalam suatu hadits, Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw mengutus suatu pasukan untuk memerangt musuh. Rasulullah meminta mereka membaca Al-Qur’an, beliau meminta masing-masing orang untuk membacanya, yakni beliau ingin tahu berapa banyak hafalan mereka, lalu beliau mendekati orang yang paling muda, lalu berkata kepadanya: “Apa saja hafalanmu, hai fulan?” “Saya sudah hafal surat ini, surat itu dan surat Al Baqarah.” “Anda hafal surat Al-Baqarah?” Dia berkata: ” Ya”. Rasulullah Saw bersabda: “Berangkatlah dan andalah amir mereka.”
Seorang muslim hendaknya membaca Al-Qur’an dengan khusyu”, mentadabburinya (merenungkannya), dan tunduk pada hukum-hukum Allah dalam ayat yang dibacanya. Inilah tujuan membaca yang diminta. Disukai seorang muslim membaca Al-Qur’an dengan menangis atau berpura-pura menangis bila tidak mampu menangis.
Pembaca Al-Qur’an disunahkan mengikuti sifat-sifat bacaan Rasulullah Saw. Beliau senantiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil, tidak terburu-buru tetapi memperjelas huruf per huruf, dan berhenti tiap ayat. Beliau membaca dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dalam keadaan berwudlu dan berhadats. Jika beliau membaca ayat doa beliau berdoa. Pada saat membaca ayat istighfar beliau beristighfar. Beliau pun bersujud pada saat membaca ayat sajadah dan memohon rahmat pada saat membaca ayat rahmat.
Seorang muslim hendaknya senantiasa memelihara bacaan Al-Qur’an siang dan malam, pada saat mukim maupun safar.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw telah mewasiatkan kepada Abdullah bin ‘Amru agar mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an seminggu sekali. Demikian pula sejumlah sahabat seperti Utsman, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, dan Ubay bin Kaab mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an seminggu sekali.
Utsman ra biasanya memulai bacaannya pada malam Jumat hingga Surat Al Maidah, malam Ahad dari Surat Yusuf hingga surat Maryam, malam Senin dari surat Thaha hingga surat AI Qashash, malam Selasa dari surat Al ‘Ankabut hingga surat Shaad, malam Rabu dari surat Azzumar hingga surat Ar Rahman, dan pada malam Kamis ia sempurnakan AI-Qur’an hingga khatam.
Disukai melaksanakan shaum pada hari khatamnya Al-Qur’an kecuali bila bertepatan dengan hari yang diharamkan. Pada hari itu disukai pula membaca doa khatam Al-Qur’an yang dihadiri keluarga, kenalan, atau tetangga.
Ada surat-surat dan ayat-ayat yang disukai agar seorang muslim memperbanyak membacanya seperti surat Yasiin, Ad Dukhan, Al Waqiah, AI Mulk, Al Ikhlas, AI Mu’awidzatain, ayat Kursi, dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah, dan surat Kahfi, yang biasa dibaca pada hari Jumat.[]
Sumber: Fauzi Sanqarth. Mendekatkan Diri kepada Allah (terj). Jakarta: Khazanah Islam, 1994.