RESONANSI

Generasi ‘Tenggen’ Melahirkan Pemimpin ‘Tenggen’

Beri mereka hiburan dan roti Panem et Circenses digunakan oleh penguasa Yunani dan Romawi untuk mengalihkan perhatian rakyat dari menuntut hak-hak mereka di bidang sipil, sosial, politik, ekonomi, budaya dan pembangunan.

Ini juga digunakan oleh banyak negara seperti orang India yang sanggup menonton film Hindustan berjam-jam yang tidak masuk akal dan tidak berkualitas di negara yang infrastrukturnya juga tidak lebih baik dari kita.

Di kampung-kampung yang jalannya buruk berlobang layaknya kubangan kerbau rakyatnya ditenggenkan dengan hiburan.

Bangga menjadi peminta sumbangan dengan menahan kenderaan dan orang yang lewat untuk sebuah hiburan yang melalaikan.

Diiringi oleh dentuman musik yang memekakkan telinga, anak-anak muda laki-laki dan wanita sambil menggoyangkan kepala dan badan selari mengikuti rentak irama dan nyanyi.

Jika laskar pelangi lebih mengutamakan lomba cerdas cermat, maka disini semua ketawa apabila ada yang jatuh untuk mendapatkan sedikit hadiah yang digantungkan di batang pinang yang tinggi, licin dan kotor.

Laki-laki perempuan tua muda bertaruh untuk mendapatkan hadiah tarik tambang 50 ribu rupiah, padahal para oligarki menikmati hasil bumi pertiwi kita seperti Emas, Perak, tembaga, Nikel, Timah, Bauksit, Besi, Batu Bara, Gamping (Batu Kapur), Fosfat, pasir Kuarsa, Minyak Bumi, Gas Alam, Berlian, Zirkon, topaz, Safir, dan Batu Akik yang tidak terhitung jumlah rupiahnya

Di saat saya katakan bahwa harga sembako, BBM, Gas, minyak goreng toll, pajak di Malaysia jauh lebih murah padahal pendapatan rakyatnya jauh lebih tinggi dari kita, semua ibarat bercakap dalam air saja.

Bahkan ada yang berhujjah bahwa dosa menerima sogokan untuk memilih pemimpin kecil saja dibandingkan dosa mencuri kelapa yang susah dan besar risikonya.

Lalu saya katakan akibatnya jauh lebih tinggi, tanpa korupsi mungkin jalan kampung kita sehebat di Singapura dan Malaysia yang indeknya korupsinya jauh lebih sedikit dari kita

Pemimpin adalah gambaran pemilihya yang lebih memilih pemimpin yang mabuk kuasa demi sedikit uang daripada pemimpin berkualitas yang ingin membangkitkan batang terendam.

Gelak ketawa bangga dengan kebodohan, kemiskinan, pengangguran dan buruknya infrastruktur yang begitu-begitu saja sejak sekian puluh tahun lamanya.

1 2Laman berikutnya
Back to top button