Genosida di Gaza Belum Berhenti, Jumlah Korban 55.107 Gugur dan 127.394 Terluka

Gaza (SI Online) – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga Rabu (11/6) telah mencapai 55.107 jiwa, dengan 127.394 orang lainnya mengalami luka-luka.
Dalam laporan harian yang dirilis pada Rabu, tercatat 123 warga Palestina tewas dan 474 lainnya luka-luka hanya dalam 24 jam terakhir. Korban berasal dari berbagai wilayah di Jalur Gaza, akibat serangan udara, artileri, tembakan dari kendaraan tempur, serta drone bersenjata milik militer Israel.
Kementerian juga mencatat bahwa jumlah korban yang tewas saat mencoba mengakses bantuan dari pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh AS dan Israel telah meningkat menjadi 224 orang, sementara 1.858 lainnya terluka sejak 27 Mei lalu. Sebelumnya, pada 10 Juni, 57 orang tewas dan 363 lainnya terluka dalam insiden serupa.
Distribusi bantuan tersebut diduga sebagai bagian dari upaya Israel untuk memindahkan penduduk dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Penutupan total penyeberangan sejak 2 Maret menyebabkan ribuan truk bantuan tertahan di perbatasan. Padahal, kebutuhan harian warga Gaza mencapai sedikitnya 500 truk bantuan.
Ratusan Tewas Saat Antre Bantuan
Kementerian juga mencatat meningkatnya korban jiwa saat warga Palestina mencoba mengakses bantuan kemanusiaan di titik distribusi yang dikelola oleh Israel dan Amerika Serikat.
“Sejak 27 Mei 2025, setidaknya 224 warga Palestina tewas dan 1.858 lainnya terluka saat berusaha mendapatkan bantuan,” tulis laporan Kemenkes Gaza.
Insiden paling mematikan terjadi pada 10 Juni lalu, ketika 57 orang tewas dan 363 lainnya luka-luka dalam satu hari akibat serangan saat distribusi bantuan berlangsung.
Distribusi bantuan tersebut diduga menjadi bagian dari strategi pemindahan paksa penduduk dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Akses bantuan juga semakin terbatas sejak Israel menutup total semua penyeberangan masuk ke Gaza sejak 2 Maret 2025.
Ribuan Truk Bantuan Tertahan
Penutupan perbatasan telah menyebabkan ribuan truk bantuan kemanusiaan tertahan. Padahal, menurut data PBB, kebutuhan minimum warga Gaza mencapai 500 truk bantuan per hari untuk mencukupi pangan, air bersih, dan layanan kesehatan dasar.
Kelangkaan logistik ini turut memperburuk krisis kelaparan, terutama di Gaza Utara, yang dilaporkan dalam kondisi rawan kelaparan total oleh organisasi internasional.
sumber: infopalestina