Grup LGBT di Klaten Terbongkar, Anggotanya Ribuan
Klaten (SI Online) – Komunitas gay atau homoseksual atau yang kini disebut Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) di Kabupaten Klaten, kini bermunculan. Bahkan mereka bergabung dalam grup media sosial.
Keberadaan kaum penyuka sesama jenis yang sering berganti-ganti pasangan ini, sering kali menjadi pintu masuk penularan virus HIV.
Kemunculan kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) itu menjadi keprihatinan bersama, yang perlu diwaspadai agar tidak menularkan perilaku tersebut.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, dr Ronny Roekmito MKes pada “Sosialisasi Penanggulangan HIV dan Bahaya LGBT” di Pendapa Pemkab Klaten, Rabu (23/8/2023).
Dalam acara yang dihadiri ratusan guru BK SMP/MTS negeri dan swasta itu, Ronny juga memaparkan peta persebaran pengidap HIV/AIDS di Klaten yang sejak tahun 2007 jumlahnya mencapai 1.371 orang.
“Keberadaan komunitas gay di Klaten bisa dilihat dari grup-grup di media sosial, seperti Facebook. Saya juga kaget, saat melihat fakta bahwa anggota grup-grup gay itu ternyata cukup banyak, ada yang di atas 1000 orang,” ujar Ronny Roekmito.
Dari data yang diperoleh KPA, ada beberapa grup gay di FB antara lain Gay Klaten dengan 328 anggota, grup Waria Klaten dengan 3.500 anggota dan grup gay cakep Klaten dengan 31 anggota.
Adapun grup Gay Cawas, Tugu, Bayat, Gandul, Trucuk, Jimbung, Ngawen, Semin, Weru dengan 1.465 anggota, bahkan grup Waria Klaten By Pass punya 1.700-an anggota.
“Temuan kasus HIV berdasarkan faktor risiko Lelaki Seks Lelaki di Klaten berjumlah 143 kasus, sehingga terjadi kenaikan 100 persen sejak pertama kali ditemukan,” imbuh Ronny Roekmito.
Dia juga berharap agar orang tua waspada dengan pergaulan anaknya, dan sering mengecek aplikasi di handphone anak, karena kaum LSL sering berhubungan lewat aplikasi kencan.
Apabila di handphone ada aplikasi kencan homoseksual harus waspada. Aplikasi kencan yang populer di Klaten antara lain hornet, grindr, walla dan lainnya.
Dia mencontohkan ada pasien lulusan SMA yang terkena penyakit kelamin karena hubungan sesama jenis berganti-ganti pasang, ada pula yang terinfeksi HIV karena hubungan sejenis.
Miris lagi, seorang waria mengaku ada 5 sampai 6 anak SMP yang iuran untuk mencoba waria di malam hari. Diduga perilaku itu terdampak film asusila.
“Diharapkan, orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya, pihak sekolah juga ikut mengawasi saat siswa berada di sekolah. Jangan sampai kesalahan yang dilakukan mengancam masa depan mereka,” ujar dia.
Dalam cara itu, panitia juga menghadirkan Ketua Tim Penanggulangan HIV AIDS RSUD Bagas Waras Klaten. dr Dian Mutiara SPd. Dia membawakan materi “HIV AIDS dan Kewaspadaan LGBT.”
sumber: suaramerdekasolo