Gubernur Anies Jalin Kerja Sama Resi Gudang dengan Petani Padi Ngawi
Jakarta (SI Online)-Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tengah berada di Jawa Timur. Anies terpantau melakukan kunjungan ke Ngawi dan Madiun.
Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya menggandeng Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi guna memperluas cakupan serapan gabah untuk pasokan beras di Jakarta.
“Hari ini kami menandatangani perjanjian kerja sama Resi Gudang (Warehouse Receipt System) antara Pemprov DKI Jakarta dengan Pemkab Ngawi yang diwakili Bupati Ngawi Ony Anwar dan disaksikan langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beserta jajaran Food Station, Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun di Balai Desa Geneng, Dusun Alas Pecah, Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi,” ungkap Anies melalui akun Facebooknya, Ahad, 25 April 2021.
Anies mengatakan, pada umumnya saat panen raya gabah kering panen dihargai sangat rendah. Dengan kerjasama sistem resi gudang, Food Station sebagai pengelola akan membantu menjadi ‘stand by buyer’ dengan harga yang baik sehingga para petani tidak perlu susah-susah mencari pembeli.
Baca juga: Gubernur Anies Panen Padi 50 Hektare, Lho Kok Bisa?
“Petani tak perlu buru-buru menjual harga gabah mereka dengan harga rendah, melainkan dapat menyimpannya terlebih dahulu meningkatkan kualitas sehingga harganya juga akan stabil,” ungkap Anies.
Selain itu, kata dia, dengan menyimpannya di resi gudang petani juga bisa memanfaatkan sebagai jaminan untuk mengambil pinjaman dari lembaga keuangan untuk pembiayaan musim tanam berikutnya.
“Dengan sistem resi gudang kita bisa menyimpan rata-rata 600 ton, target tahun 2021 sebanyak 1.000 ton,” kata Anies.
Mantan Mendikbud itu mengatakan, tujuan dari kerjasama ini adalah pertama, kebutuhan pangan di Jakarta terpenuhi dengan baik, kedua, para petani memiliki sistem kerja yang memungkinkan mereka meningkatkan kesejahteraannya, sehingga petani kita tidak terus menjadi yang paling akhir menikmati nilai tambah dari kegiatan produksi beras.
“Jakarta memiliki ketergantungan yang amat tinggi kepada produk pertanian dari luar Jakarta dan kami tidak ingin hanya menerima berasnya saja tetapi tak memikirkan kesejahteraan petaninya,” tandasnya.
Ia juga menegaskan, kerjasama antardaerah ini merupakan bagian dari amanat konstitusi untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jakarta sebagai kota penyumbang perekonomian terbesar memberikan manfaat bagi daerah lain khususnya peningkatan kesejahteraan petani.
“Atas nama warga Jakarta kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerjasama yang baik ini,” pungkasnya.
red: farah abdillah