Habib Bahar bin Smith Dapat Kiriman Tiga Kepala Anjing, Tim Advokasi: Tindakan Pengecut dan Kerdil
Jakarta (SI Online) – Tim Advokasi Habib Bahar angkat suara mengenai tindakan teror yang dilakukan pihak tak dikenal yang mengirimi Habib Bahar bin Smith (HBS) sebuah kardus berisi tiga buah balok kayu dan tiga kepala anjing. Tim Advokasi menyebut hal itu sebagai tindakan pengecut dan kerdil.
“Bahwa tindakan teror terhadap Habib Bahar bin Smith dengan mengirimkan sebuah kardus bertuliskan “jangan dibuka” yang berisi tiga buah balok kayu, dan tiga buah kepala anjing yang masih berlumuran darah dengan dibungkus plastik sekitar jam 03.00 dini hari di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor adalah tindakan pengecut dan kerdil yang dilakukan “teroris asli ” yang tidak menginginkan kebenaran disuarakan oleh HBS, diduga pelakunya berkaitan erat dengan komplotan pembunuh enam orang pengawal HRS,” ungkap Aziz Yanuar, Tim Advokasi Habib Bahar, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 1 Januari 2022.
Aziz menuding, pihak peneror Habib Bahar itu adalah teroris dalam arti sesungguhnya. “Modus operandinya jelas yakni menebar ketakutan dan meneror siapapun yang dipandang tidak mendukung sesembahan mereka,” tambah Aziz.
Terkait potongan kepala anjing, Aziz menyindir kalangan pecinta hewan dan “animal defender” mestinya menjadikan hal ini seabagai isu besar. Sebab beberapa waktu lalu saat di Aceh ada anjing satu saja ditangkap Satpol PP dan mati dijadikan isu nasional. Sementara kejadian di Ponpes HBS ini terdapat tiga anjing yang dipenggal secara sadis. Maka sudah sepatutnya pecinta hewan dan animal defender bersuara lebih keras.
Aziz juga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tindakan teror pengecut oleh ” teroris asli” pembenci kebenaran yang dilakukan di kediaman HBS di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor.
Kemudian, terkait tindakan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mendatangi HBS di pondok pesantrennya yang diduga membuat takut warga sekitar pondok pesantren, Aziz menyebut hal itu merupakan suatu bentuk abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) dan sangat dikhawatirkan dapat menciderai hubungan baik antara TNI dengan rakyat yang notabene TNI lahir dari rahim rakyat.
“Bahwa dugaan ancaman yang dilakukan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mengatakan akan menjemput HBS bila tidak memenuhi panggilan Polda Jawa Barat adalah kekeliruan dalam memahami konsep penegakan hukum yang notabene merupakan tugas POLRI, dan hal tersebut dikhawatirkan dapat merusak criminal justice system di Republik Indonesia,” jelasnya.
Aziz menjelaskan, terkait pernyataan HBS yang menanggapi pernyataan “Tuhan Bukan Orang Arab” dari KSAD Dudung Abdurachman adalah bentuk nasihat dan kasih sayang terhadap sesama umat Islam. Sebab salah satu hisab yang utama di yaumil akhir adalah lurusnya akidah seseorang, baru kemudian ditimbang amalannya.
“Oleh karenanya nasehat yang disampaikan oleh HBS secara terbuka, karena pernyataan “Tuhan Bukan Orang Arab” juga dinyatakan secara terbuka ke publik, adalah nasihat sekaligus meluruskan pemahaman akidah. Dilakukan secara terbuka oleh HBS adalah juga sebagai cara untuk mendidik umat agar jangan sekali-kali melakukan tajsim (penyerupaan, red) terhadap Sang Khalik,” jelas Aziz.
Aziz juga menyampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kepada “teroris asli” pembenci kebenaran dan para pengecut untuk jangan pernah mencoba untuk membungkam kebenaran.
“Sejuta kali kebenaran dibungkam sejuta kali itu pula kebenaran akan menemukan jalannya,” pungkasnya.
red: shodiq ramadhan