Habib Rizieq: Pemerintah Harus Tegas dan Jelas, Jangan Biarkan LGBT Menyebar
Jakarta (SI Online) – Imam Besar Habib Muhammad Rizieq Syihab mengapresiasi pernyataan jujur dari seorang pendeta soal keberadaan umat Islam dalam menghadapi LGBT (lesbian gay biseks dan transgender).
“Ada seorang pendeta secara jujur mengatakan bahwa di dunia ini sudah tidak ada agama dan umatnya yang mampu melawan LGBT, di mana-mana sudah tumbang, hanya tinggal Islam dan umatnya yang masih gigih di seluruh dunia melawan LGBT,” ungkap Habib Rizieq dalam ceramahnya di Masjid Al Ishlah, Petamburan, Jakarta Pusat pada Rabu (12/7/2023) lalu.
Melanjutkan pernyataan si pendeta, kata Habib Rizieq, saat ini hanya umat Islam yang diharapkan menyelesaikan persoalan LGBT.
“Si pendeta itu menyatakan sekarang ini harapan kita hanya kepada umat Islam dalam menghadapi LGBT,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Habib Rizieq, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia harus punya sikap tegas dan jelas, “Tidak boleh membiarkan LGBT tersebar di negara kita,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa perilaku LGBT merupakan perbuatan haram, perbuatan hina dan pengundang bencana. LGBT bisa menyebabkan azab diturunkan oleh Allah SWT.
“Dan kalau sudah azab itu datang, bukan hanya LGBT yang kena, orang-orang baik di sekitarnya juga akan kena,” jelas Habib Rizieq.
Ia mencontohkan daerah-daerah di Indonesia yang terkena bencana akibat adanya kemaksiatan khususnya dari kalangan LGBT. Dan ketika bencana itu datang, maka bisa menimpa siapa saja, tidak hanya kepada yang maksiat saja.
Habib Rizieq juga menegaskan bahwa LGBT bukan hak asasi manusia, tapi penyakit yang harus diobati.
“Dan itu perbuatan dosa yang bisa mengundang laknat Allah, laknat nabi dan bisa mendatangkan musibah,” ucapnya.
“Sejak 20 tahun lalu saya sudah teriak kepada pemerintah jika LGBT ini jangan ‘diternak’, tapi LGBT ini harus direhabilitasi, disediakan satu tempat lalu kumpulkan mereka, mereka harus diobati jiwanya, undang habaib dan ulama juga dokter psikiater yang ahli, obati mereka, siapa bilang tidak bisa diobati?,” tandasnya.
red: adhila