Hadiri Kashmir Black Day, Ketua MER-C Berharap Indonesia Bisa Berperan
Jakarta (SI Online) – Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta menggelar peringatan Kashmir Black Day, Kamis 27 Oktober 2022. Tanggal ini menjadi bersejarah karena pada tanggal 27 Oktober 1947 silam, atau 75 tahun yang lalu, India mengawali penindasan di Kashmir. Penindasan oleh India terhadap Kashmir masih berlangsung hingga saat ini, namun terkesan luput dari perhatian dunia.
MER-C yang diwakili oleh Ketua Presidium, dr Sarbini Abdul Murad, sebagai salah satu lembaga yang turut hadir pada acara tersebut berharap Indonesia bisa berperan mengakhiri tragedi kemanusiaan di Kashmir.
“Peringatan Kashmir Black Day, setiap tanggal 27 Oktober merupakan satu upaya dari Pakistan untuk mengingatkan bangsa ini, mengingatkan rakyat Indonesia bahwa pada hari ini Kashmir masih di bawah pendudukan India,” ujar Sarbini dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/10/2022).
“Indonesia jangan pernah melupakan saudara sesama muslim di Kashmir yang masih tertindas oleh India. Kita berharap Indonesia bisa berperan,” tambahnya.
Untuk itu, Sarbini menghimbau kepada Pemerintah RI walaupun India adalah pasar yang besar bagi Indonesia, namun faktor-faktor HAM (Hak Asasi Manusia) dan hak-hak kemanusiaan, hak sipil rakyat Kashmir harus menjadi prioritas bagi Indonesia.
“Jangan masalah-masalah perdagangan, ekonomi membuat kita menutup mata atas tragedy yang terjadi di Kashmir. Saya fikir ini suatu hal yang keliru kalau kita tidak ingatkan ini,” katanya. “Minimal ada cara-cara diplomasi yang bisa dilakukan untuk bisa mengurangi kesulitan dan penderitaan saudara-saudara kita yang ada di Kashmir,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa hak-hak kemerdekaan harus diperjuangkan oleh kita semua, “Bangsa Indonesia tidak bisa melepaskan perhatian terhadap Kahsmir karena Indonesia mempunyai hubungan yang baik dengan Pakistan.”
Ia juga menyampaikan bahwa India harus bisa menyerap aspirasi internasional. “Sebagai negara demokratis, India seharusnya bisa menyerap aspirasi internasional sehingga penindasan di Kashmir bisa terselesaikan.”
Di samping itu, Sarbini berharap kepada dunia Internasional bisa menekan India agar dapat menerapkan resolusi yang telah ditetapkan oleh PBB, “Misal penentuan sikap dan pilihan rakyat Kashmir apakah ingin bergabung dengan India, Pakistan atau independen,” ujarnya.
Sebagai pimpinan lembaga sosial medis untuk kemanusiaan dan perdamaian, Sarbini memandang perlu bagi MER-C untuk memperhatikan dan mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan untuk membantu Kashmir.
“Kami akan mempelajari secara detail, secara baik, serta mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan untuk membantu Kashmir dalam konteks kemanusiaan. Mudah-mudahan kami (MER-C) bisa membantu walaupun sedikit sehingga tragedi kemanusiaan bisa segera berakhir,” harapnya.
MER-C menjadi salah satu lembaga yang diundang pada acara ini karena pernah menunaikan misi kemanusiaan saat gempa dahsyat menerjang Kashmir pada tahun 2005 silam dengan mengirimkan Tim Bedah.
Peringatan Kashmir Black Day yang diadakan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta dalam rangka memberikan pehamanan dan terus mengingatkan masyarakat Indonesia tentang permasalahan Kashmir dan diharapkan dapat bersuara untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan di wilayah ini.
red: adhila