#Gencatan SenjataINTERNASIONAL

Hamas dan Israel Sepakat Selesaikan Masalah Penundaan Pembebasan Tahanan Palestina

Kairo (SI Online) – Kelompok Pejuang Palestina Hamas mengungkapkan bahwa delegasinya pada Selasa menyelesaikan kunjungan ke ibu kota Mesir, Kairo, di mana mereka mencapai kesepakatan untuk mengatasi masalah penundaan pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada Sabtu lalu bedasarkan perjanjian gencatan senjata.

Dilansir Anadolu Agency, Rabu (26/2) Hamas mengatakan delegasinya, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas pelaksanaan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan serta persiapan untuk tahap negosiasi berikutnya.

Kelompok Palestina tersebut menekankan perlunya kepatuhan penuh dan tepat terhadap semua ketentuan kesepakatan.

Hamas menambahkan bahwa solusi telah dicapai yang memastikan bahwa pembebasan tahanan Palestina akan terjadi bersamaan dengan penyerahan jenazah warga Israel, seperti yang sebelumnya disetujui dalam tahap pertama kesepakatan, bersama tahanan wanita dan anak-anak Palestina.

Seorang pejabat Israel mengonfirmasi pada Selasa malam bahwa sebuah kesepakatan telah dicapai dengan Hamas untuk menyelesaikan penundaan pembebasan tahanan Palestina.

“Sebuah kesepakatan dicapai untuk menyelesaikan masalah penundaan pembebasan tahanan Palestina,” kata pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.

“Jika tidak ada perubahan pada menit-menit terakhir, jenazah empat sandera Israel akan dikembalikan pada Rabu malam tanpa upacara resmi, dan tahanan Palestina akan dibebaskan secara bertahap dari penjara-penjara Israel,” tambah pejabat itu.

Tahap pertama kesepakatan gencatan senjata di Gaza dimulai pada 19 Januari, mencakup tiga tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari, dengan negosiasi untuk tahap berikutnya diperlukan sebelum selesainya tahap saat ini.

Sebagai bagian dari fase ini, yang melibatkan pembebasan 33 sandera Israel—baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal—faksi perlawanan Palestina telah membebaskan 25 tawanan yang masih hidup dan empat orang yang sudah meninggal dalam tujuh gelombang terpisah.

Israel telah menunda pembebasan sekitar 620 tahanan Palestina, meskipun Hamas memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.

Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah berdiskusi dengan beberapa menteri, memutuskan untuk tidak membebaskan tahanan Palestina, yang bertentangan dengan rekomendasi pejabat keamanan Israel.

Kantor Netanyahu mengklaim keputusan itu merupakan respons atas pelanggaran Hamas, dengan mengutip upacara yang diadakan untuk enam tahanan yang dibebaskan pada Sabtu lalu.

Hamas menepis tuduhan itu dan menyebutnya tidak berdasar, dan mengatakan itu adalah dalih untuk menghindari komitmen Israel berdasarkan kesepakatan tersebut.

Gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan telah berlaku di Gaza sejak bulan lalu, menghentikan perang Israel, yang telah menewaskan hampir 48.350 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. [ ]

Artikel Terkait

Back to top button