Hamas: Intifadah Al-Quds Terminal Baru Perjuangan Palestina
Gaza (SI Online) – Intifadah Al-Quds mulai Oktober 2015 telah menjelma menjadi terminal baru dan unik dalam sejarah perjuangan bangsa Palestina melawan penjajah zionis, dan membela Al-Quds serta Masjidil Aqsha. Selain itu juga konsisten mempertahankan identitas Palestina Arab.
Juru bicara Hamas, Hazim Qasim mengatakan, Jumat (01/10) operasi penyerangan permukiman Itamar yang dilancarkan Brigade Al-Qassam di Nablus, telah mengobarkan Intifadah di seluruh kota Palestina dengan gelombang perjuangan melawan tentara dan pemukim zionis.
Intifadah Al-Quds telah membuktikan kembali bahwa kota Al-Quds merupakan mahkota persoalan Palestina dan ikon revolusinya, agresi terhadap kota suci tak akan dibiarkan begitu saja oleh rakyat dan perlawanan Palestina. Hal itu terlihat dalam pertempuran Saif Al-Quds, yang dikobarkan untuk membela Al-Quds dan warganya, ungkap Hazim.
Intifadah Al-Quds kembali mengokohkan spirit perjuangan para pemuda Palestina, lewat sejumlah agenda yang mereka lakukan, sejumlah pihak meragukan perjuangan para pemuda, namun faktanya justru kaum muda komitmen memperjuangan persoalan nasional Palestina.
Bangsa Palestina masih terus berada dalam bayang Intifadah sebagai salah satu stasiun jihadnya, yang terus meraih capaiannya, untuk menyongsong tujuan utama perjuangan yaitu meraih kemerdekaan dan kepulangan para pengungsi.
Juru bicara Hamas menyerukan untuk melakukan mobilisasi membela kota Al-Quds dan Masjidil Aqsha Mubarak.
Pada Mei lalu, rakyat Palestina telah berhasil mempertahankan kota suci Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha dalam perang 11 hari melawan serangan ganas Israel. Rakyat Palestina, khususnya di Gaza menyebut peperangan 11 hari ini dengan istilah Ma’rakah Saif al-Quds (Peperangan Pedang al-Quds) yang juga diikhtiarkan memelihara kesucian Masjidil Aqsa yang hendak dinodai Israel pada malam 27 Ramadan yang lalu dan usaha perampasan kampung Sheikh Al-Jarrah atas nama undang-undang yang zalim di sekitaran lingkungan al-Quds.
Anggota biro politik Hamas, Mahmud al-Zahar mengatakan, bangsa Palestina dan umat tengah di ambang pertempuran besar sebagai “Ketetapan Terakhir”, ditegaskannya bahwa contoh pertempuran tersebut terjadi dalam perang “Saif Al-Quds.”
Zahar menyebutkan, apa yang terjadi daam pertempuran “Saif Al-Quds” merupakan keberanian Palestina melawan penjajah zionis yang kerap mendengungkan diri sebagai kekuatan besar tak terkalahkan.
Pasca pertempuran Saif Al-Quds, penjajah tidak akan berani inisiatif mengarungi pertemuran baru, karena teori keamanan nasional Israel telah berada dalam kekalahan.
Zahar menyebutkan, infiltrasi penjajah terhadap Al-Quds, wilayah 48 dan Tepi Barat ditujukan untuk mengembalikan bagian dari kehormatan nasionalisme yahudi, maka pertempuran Saif Al-Quds bertujuan mengembalikan kerhomatan Al-Quds dan Masjidil Aqsha.
Red: Agusdin/PIP