Hamas: Perang dengan Israel Tidak Dapat Dihindari Selama Pendudukan Belum Berakhir
Gaza (SI Online) – Gerakan perlawanan Islam Hamas menegaskan, perang dengan Israel tidak bisa dihindari kecuali negara Zionis itu mengakhiri pendudukan wilayah Palestina.
Dr Ghazi Hamad, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan kepada Sky News, bahwa pertarungan akan berlanjut “dengan segala cara” sampai Palestina menjadi negara merdeka .
“Hamas telah memperingatkan Israel, bahwa perang lain tidak dapat dihindari kecuali pendudukannya atas Palestina berakhir dan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza diselesaikan,” tegas Hamad, Rabu (20/10/2021).
Berbicara secara eksklusif kepada Sky News, dalam wawancara pertama sejak pembicaraan mediasi di Mesir berakhir, pejabat senior Hamas itu mengatakan bahwa pertarungan akan berlanjut “dengan segala cara”, sampai sebuah negara Palestina merdeka didirikan.
“Kami dapat mengalahkan Israel, kami dapat menargetkan Israel, kami telah menargetkan Israel berkali-kali,” tegas Hamad.
“Israel telah mencuri tanah saya. Kami adalah korbannya. Anda harus mengerti, kami adalah korban pendudukan. Kami tidak mempercayai Israel. Kami tidak percaya Israel tertarik pada perdamaian,” lanjutnya.
Hamad menolak untuk mengakui negara Israel dan tidak mengesampingkan konflik lain.
“Semuanya terbuka. Hamas mencoba menghindari perang, kami mencoba melindungi rakyat kami, kami mencoba memberi orang kehidupan yang baik di sini, tetapi pendudukan sepanjang waktu ada di depan mata saya,” tuturnya.
Dalam beberapa hari terakhir, pera pemimpin senior Hamas telah berada di negara tetangga, Mesir, untuk merundingkan gencatan senjata yang lebih lama dengan Israel. Pembicaraan terhenti karena rincian pertukaran tahanan. Hamas menuntut ratusan warga Palestina dibebaskan, dengan imbalan dua orang Israel yang masih hidup dan mayat dua tentara yang tewas.
Tercatat, Israel dan pejuang Palestina di Jalur Gaza telah berperang empat kali sejak 2006. Kedua belah pihak berkumpul kembali setelah konflik 11 hari terakhir pada bulan Mei, yang menewaskan sedikitnya 243 orang di Gaza dan 12 di Israel.