NUIM HIDAYAT

Hamas, Superpower Baru Dunia Islam

Pada tahun 2012, pemimpin Hamas menandatangani kesepakatan bantuan dana dari pemerintah Qatar, dengan nilai lebih dari 250 juta dolar AS. Dana bantuan itu diperuntukkan bagi proyek-proyek rekonstruksi di Jalur Gaza, diantaranya untuk membangun lima ribu rumah dan merenovasi 55 ribu rumah yang hancur atau rusak berat akibat serangan Israel tiga tahun lalu.

Selain itu Qatar juga mengalokasikan dana 25 juta dolar AS untuk membangun sebuah rumah sakit di Rafah. Qatar juga telah mendukung Hamas memerangi penjajah zionis selama dekade terakhir dan menjadi tuan rumah bagi mantan pemimpin Hamas Khalid Misyal selama lima tahun terakhir di Doha. Pada tahun 2012, Emir Qatar Syaikh Hamad bin Khalifa Ath Thani bahkan mengunjungi Gaza dan menjanjikan ratusan juta untuk jalur Gaza.

Di tengah sejumlah negara Arab, Israel dan Amerika memusuhi Ikhwanul Muslimin, Qatar justru tampil mendukung kiprah dakwah Ikhwan. Doha sudah lama membangun hubungan baik dengan Ikhwan. Doha memandang Ikhwan telah menjadi lanskap politik baru di tengah transisi Arab Spring.

Ketika pemerintahan Mohammad Mursi (Ikhwan) digulingkan dengan kudeta oleh jenderal Abdul Fattah as Sisi, Arab Saudi mendukung kudeta (Juli 2013). Sedangkan Qatar mengambil jalan untuk tetap mendukung Ikhwanul Muslimin. Ini akhirnya mendorong Saudi untuk terus menekan Doha. Tahun 2017, tujuh negara Arab: Arab Saudi, Bahrain, UEA, Mesir, Yaman dan Libia akhirnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Doha dianggap mendukung terorisme karena dukungannya kepada Ikhwanul Muslimin.

Hamas yang merupakan organisasi yang menginduk pada Ikhwanul Muslimin memang mempunyai peran besar di Palestina. Serangan Hamas yang mengejutkan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, benar-benar membuat peta Timur Tengah berubah. Rencana negara-negara Arab yang tadinya berencana mengadakan hubungan yang lebih erat dengan Israel, buyar.

Satu bulan pasca Operasi Badai al Aqsha, lembaga penelitiian Arab World of Research and Development menggelar survei untuk mencari tahu seberapa besar dukungan bangsa Palestina terhadap serangan yang dikomandani Hamas terhadap penjajah Zionis. Survei itu dipublikasikan oleh lembaga riset yang berbasis di Palestina pada 14 November 2023. Hasilnya sangat menarik yakni sebanyak 75% responden setuju dengan serangan Hamas dan 74,7% setuju bahwa mereka mendukung berdirinya negara tunggal Palestina.

Ketika diajukan pertanyaan, menurut mereka apa alas an utama dilancarkannya operasi perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023? Sebanyak 31,7% responden yang tinggal di Tepi Barat dan 24,9% responden yang tinggal di Gaza menyatakan alas an serangan itu adalah untuk membebaskan Palestina.

Walhasil banyak informasi yang menarik dalam buku ini bila Anda langsung membacanya. Penulis hanya memaparkan sedikit hal-hal yang penting dalam buku ini. Karya tulis ilmiah ini penting dimiliki para guru, aktivis, professional, mahasiswa atau masyarakat umum yang peduli pada Palestina. Apalagi saat ini Israel lagi membabibuta melakukan genosida di sana. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik.
Sumber : Pizaro Ghazali Idrus, Hamas Superpower Baru Dunia Islam, Pustaka Al-Kautsar, Mei 2024.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button