#Bebaskan PalestinaINTERNASIONAL

Hari Aksi Global untuk Gaza: 300 Ribu Warga di London Tuntut Dihentikannya Genosida

London (SI Online) – Dalam Demonstrasi Nasional ke-30 untuk Palestina, lebih dari 300.000 orang membanjiri pusat London pada Sabtu (6/9), dalam salah satu gerakan massa terbesar yang pernah terjadi di kota tersebut dalam puluhan tahun, bergabung dalam Hari Aksi Global untuk Gaza untuk menuntut penghentian kekerasan.

Dari Russell Square hingga Whitehall, jalan-jalan berubah menjadi lautan bendera, spanduk, dan teriakan yang menuntut gencatan senjata permanen, penghentian blokade Israel, dan pertanggungjawaban atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Skala protes yang luar biasa, yang membentang sejauh mata memandang, mencerminkan rasa urgensi dan kemarahan yang mendalam terhadap kehancuran yang terus berlanjut di Gaza, di mana menara-menara perumahan telah hancur total, meninggalkan keluarga-keluarga tanpa tempat tinggal, trauma, dan berduka.

Para demonstran mengadakan doa bersama, membawa nama-nama korban tewas, dan berdiri dalam momen keheningan yang lebih menggema daripada kata-kata. Yang lain mewarnai jalanan dengan seni dan warna, menolak untuk membiarkan penderitaan Gaza dihapus dari ingatan global.

Ben Gamal dari Kampanye Solidaritas Palestina mengatakan di awal aksi unjuk rasa, “Kami berada di Russell Square. Kami bersiap untuk berdemonstrasi untuk ke-30 kalinya sejak Israel melancarkan genosida terhadap rakyat Palestina. Kami berdemonstrasi pada saat gerakan solidaritas global, gerakan boikot, penarikan investasi, dan sanksi, telah membuat Israel lebih terisolasi daripada kapan pun dalam sejarahnya. Namun, pemerintah kami tetap berkomitmen tidak hanya untuk menjadi bagian dari genosida ini, tetapi juga menjadi peserta aktif.”

Lindsey German dari Koalisi Stop the War menambahkan, “Apa yang tidak dipahami pemerintah ini tentang genosida ini? Mengapa pemerintah ini menganggapnya wajar jika Presiden Israel Isaac Herzog bertemu dengan menteri-menteri pada hari Kamis? Dia seharusnya ditangkap, tetapi justru orang-orang ditangkap di Parliament Square hari ini karena protes terhadap genosida.”

Faris Amer, berbicara atas nama PFB, menyampaikan pidato yang kuat di hadapan kerumunan. Dia membahas situasi di Gaza dan keheningan yang memekakkan telinga di komunitas internasional, “Hari ini dan kemarin, kita menyaksikan tentara teroris Israel menghancurkan seluruh kawasan di Gaza, meratakan menara dan blok perumahan Gaza, hanya karena rakyat Gaza menolak menyerah pada kehidupan, sehingga Israel ingin mencuri kebutuhan dasar mereka, meninggalkan warga Gaza tanpa makanan, air, rumah, atau bahkan kenangan untuk hidup.” ujarnya.

Dr. Ghassan Abu Sitta, sebagai saksi mata dan korban selamat dari genosida, juga menyampaikan pidato yang mengharukan. Ia menyatakan, “Saat kita berdiri di sini, bom-bom masih menghujani kepala anak-anak Gaza. Makanan masih menumpuk di perbatasan dan dihentikan oleh Israel. Sebagai respons terhadap kejahatan genosida yang terus menerus ini, penjahat perang utama di Downing Street memutuskan untuk menyambut Presiden Negara Israel yang melakukan genosida. Seolah-olah darah Palestina yang telah tumpah belum cukup baginya untuk menyatakan dukungannya terhadap kultus kematian Zionis. Ia ingin menegaskan bahwa bahkan sekarang, saat solusi akhir sedang berlangsung di Gaza, ia tetap mempertahankan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap mesin genosida ini. Kier Starmer terikat pada genosida ini sama seperti Netanyahu dan Ben Givir terikat pada genosida ini.”

Demonstrasi ini mengumpulkan suara dari setiap sudut masyarakat. Organisasi mitra turut hadir, serta anggota parlemen Jeremy Corbyn, Zarah Sultana, dan Apsana Begum, bersama pemimpin serikat pekerja Jo Grady dan Sarah Kilpatrick, Presiden Serikat Pendidikan Nasional. Dari garis depan medis, Dr Ghassan Abu-Sitta memberikan kesaksiannya, sementara Mary Mason, Taj Ali, Nick Maynard, Ibrahim Khadra, Husam Zomlot, Emily Stevenson, dan Dr Anas al-Tikriti menjadi pengingat kuat tentang luasnya solidaritas yang melintasi generasi, agama, dan komunitas.

Demonstrasi tersebut merupakan bagian dari gerakan global yang melanda berbagai benua, dari Paris hingga Johannesburg, dari New York hingga Kuala Lumpur, di mana jutaan orang turun ke jalan dengan satu tuntutan: hentikan genosida, akhiri blokade, dan tegakkan keadilan untuk Palestina. Para penyelenggara mengatakan bahwa hari ini bukan sekadar aksi unjuk rasa, melainkan pernyataan niat, penolakan untuk diam di hadapan penindasan. Seperti yang diingatkan oleh salah satu pembicara kepada kerumunan, diam adalah kolusi, dan sejarah akan mengingat di mana dunia berdiri saat Gaza terbakar.

Aliansi Global untuk Palestina telah menyerukan tindakan internasional yang berkelanjutan dan terkoordinasi untuk mempertahankan tekanan pada pemerintah dan lembaga yang memfasilitasi pendudukan. Para penyelenggara gerakan menekankan bahwa perjuangan ini tidak berakhir di sini. Apa yang terjadi di jalan-jalan London hari ini adalah sekilas tentang gelombang kesadaran yang meningkat, kebangkitan orang-orang yang menolak menerima genosida sebagai harga politik.

Pemandangan lebih dari 300.000 orang berbaris di London mengirimkan pesan yang jelas dan tegas: rakyat Inggris berdiri bersama Gaza, mereka berdiri bersama Palestina, dan mereka tidak akan menyerah hingga kebebasan dan keadilan terwujud.

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button