#Bebaskan PalestinaINTERNASIONAL

Hari ke-644 Genosida: Israel Lanjutkan Pembantaian, Dunia Masih Bungkam

Gaza (SI Online) – Agresi brutal Israel di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-644. Genosida sistematis terhadap rakyat Palestina terus berlangsung tanpa henti, diiringi dengan pemboman udara dan artileri, pembunuhan terhadap warga sipil yang kelaparan dan mengungsi, serta disertai dukungan militer-politik dari Amerika Serikat dan kebungkaman internasional yang memalukan.

Pusat Informasi Palestina pada Sabtu (12/7/2025) melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel kembali melancarkan puluhan serangan mematikan, membantai para pengungsi yang telah kehilangan segalanya. Penderitaan yang mengerikan terus melanda lebih dari dua juta warga yang terpaksa hidup dalam pengungsian, di tengah situasi kelaparan ekstrem dan kehancuran total.

Serangan Terbaru: Deretan Nama Syuhada Keluarga Abu Reida

Setidaknya 54 warga Palestina gugur sejak Jumat dini hari akibat bombardir Israel. Salah satu tragedi paling memilukan terjadi di wilayah Mawasi, Khan Yunis, di mana sebuah tenda pengungsi dibom secara brutal. Sembilan warga tewas, tujuh di antaranya dari keluarga Abu Reida. Di lokasi lain, setidaknya tujuh pengungsi tewas dalam pengeboman terhadap sebuah pom bensin di Gaza tengah, sementara dua warga lainnya tewas saat mobil mereka disasar di Deir al-Balah.

Tragedi berulang juga terjadi di kamp Nuseirat, Jabalia, dan Khan Yunis, di mana pemboman Israel terus menargetkan rumah-rumah, sekolah, dan tempat pengungsian. Di Jalan Al-Zohour, Nuseirat, tiga syuhada kembali tercatat: Mohie Ahmed, Anas Abu Al-Sabh, dan Baraa Raafat Hamdan.

Gadis-Gadis Kecil, Paramedis, dan Orang Tua Tak Luput dari Sasaran

Seorang gadis kecil tewas dalam serangan di wilayah Al-Tuffah, Kota Gaza. Lima orang tewas saat menunggu bantuan di dekat Sekolah Al-Hurriya, dan tiga lainnya saat berada di rumah mereka di Jalan Jaffa.

Pasukan Israel bahkan mengeluarkan perintah evakuasi terhadap Rumah Sakit Bulan Sabit Merah, Universitas Islam, dan Universitas Al-Aqsa di Tal al-Hawa, mengancam sisa-sisa harapan kemanusiaan di wilayah tersebut.

Kamp Pengungsi, Sekolah, dan Pemakaman: Semua Jadi Sasaran

Sekolah Halima al-Sa’diyah dan Jabalia al-Nazla, yang menampung para pengungsi, menjadi sasaran serangan pada Jumat malam. Sedikitnya delapan warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan orang tua dari keluarga Nasr.

Tank-tank Israel dilaporkan mengepung keluarga-keluarga yang berlindung di sekitar makam Khan Yunis, menggali kuburan dan membakar tenda-tenda kosong yang telah ditinggalkan secara paksa. Di tengah reruntuhan itu, paramedis Bulan Sabit Merah pun turut menjadi korban, salah satunya terluka saat menjalankan misi kemanusiaan.

Statistik Kejahatan Perang yang Mengguncang Nurani

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina:

  • 57.823 warga Palestina telah syahid
  • 137.887 orang terluka
  • Lebih dari 11.000 orang masih hilang
  • 25.846 orang terluka sejak perjanjian gencatan senjata dilanggar Israel pada 18 Maret 2025
  • 788 syahid dan 5.199 luka-luka sejak 27 Mei akibat “penjebakan titik distribusi bantuan”

Angka-angka ini menjadi bukti kuat bahwa Israel tidak sekadar menyerang, melainkan menjalankan genosida secara sistematis. Penyaluran bantuan kemanusiaan pun dijadikan jebakan, menggunakan dalih “Yayasan Kemanusiaan Gaza” yang ditolak oleh PBB.

Di sisi lain, pasukan pendudukan telah membantai lebih dari 15.000 keluarga, menghancurkan lebih dari 88% infrastruktur Gaza, dan menyebabkan kerugian materi lebih dari $62 miliar. Bahkan 2.500 keluarga dihapus dari catatan sipil, menghilang secara menyedihkan dari sejarah.

149 sekolah dan universitas, 828 masjid, dan 19 dari 60 pemakaman dihancurkan. 1.581 tenaga medis, 115 petugas pertahanan sipil, 220 aparat keamanan, dan 754 polisi juga menjadi korban pembunuhan Israel.

Dunia Diam, Genosida Terus Berjalan

Di tengah semua ini, dunia internasional terus memilih diam. Organisasi-organisasi global gagal menjalankan mandat mereka. PBB bungkam. Negara-negara besar hanya berbicara tanpa tindakan. Gaza menjadi kuburan massal terbuka yang disiarkan langsung ke seluruh dunia—namun tak ada intervensi nyata untuk menghentikan kebiadaban ini.

Sampai kapan dunia akan membiarkan kejahatan ini berlangsung? Sampai seluruh generasi Palestina dihapus dari peta bumi?

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button