Hari Lingkungan Hidup, Gubernur Anies Tanam Bambu dan Kayu Manis di Hutan Kota Sangga Buana
Jakarta (SI Online) – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan penanaman bambu di Hutan kota Sangga Buana, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Anies tidak sendiri. Ia mengajak pegiat lingkungan Babeh Idin, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), dan Kerukunan Tani Perkotaan.
“Kita ada kegiatan menanam bambu kemudian juga menanam kayu putih sebagai rempah-rempah,” kata Anies Baswedan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu, 5 Juni 2021.
Babeh Idin atau Chaerudin adalah relawan penjaga lingkungan di bantaran Kali Pesanggrahan. Anies menyampaikan apresiasinya kepada Babeh Idin itu atas dedikasinya dalam menjaga lingkungan di Kali Pesanggrahan.
Baca juga:
- Empat Kali Berturut-turut Raih WTP, Anies: Kini WTP Jadi Tradisi bagi DKI
- Gubernur Anies Dapat Kiriman Kurma Jericho dari Pendeta Gilbert
“Babeh ini sudah melakukan konservasi menjaga lingkungan alam di sekitar Kali Pesanggrahan yang bisa jadi percontohan,” ujar Anies.
Anies menilai bahwa Jakarta membutuhkan lebih banyak sosok seperti Babeh Idin yang telah berjuang dalam merawat dan menjaga lingkungan agar tetap lestari. Sudah 30 tahun lebih Babe Idin berjuang menghijaukan sempadan Sungai Pesanggrahan yang tadinya penuh sampah.
Menurut Anies, apa yang dilakukan Babeh Idin dapat menjadi contoh yang baik bagi seluruh masyarakat Jakarta dalam berperan menjaga lingkungan.
“Saya ingin sampaikan apresiasi, di Jakarta ini membutuhkan lebih banyak lagi contoh praktik baik yang bisa dijadikan rujukan, salah satunya di sini,” katanya
Dia berharap nanti masyarakat Jakarta melihat sebuah kawasan hijau natural di tepi kanan-kiri sungai. “Hutan Kota Sangga Buana ini adalah salah satu contoh yang bisa dilihat,” kata Anies.
Hutan Kota Sangga Buana juga ditanami berbagai macam tanaman yang memiliki nilai ekonomi. Ada kopi, sukun, tanaman rempah, hingga menjadi sarang untuk lebah. Tanaman-tanaman ini jadi komoditas yang menghidupi masyarakat di bantaran sungai.
Dalam kesempatan yang sama, Babeh Idin mengatakan ia melakukan naturalisasi sungai bukan hanya sekadar membuat lingkungan menjadi kembali menjadi hijau. Lebih dari itu, naturalisasi lingkungan juga memiliki nilai kehidupan dan nilai konservasi.
“Menanam bambu bagian dari konservasi. Tadi dibilang oleh Pak Gubernur bahwa bambu penyerap radiasi yang kuat di antara ribuan pohon,” kata Babeh Idin. []