RESONANSI

Hari Santri, Hari Nasional..?

Tanggal 22 Oktober, Hari Santri adalah Hari Nasional, resmi oleh Presiden Jokowi. Hanya Tuhan yang mengerti tendensi di balik penganugerahan itu. Meski bisa dibaca dan dirasakan, sebagai santri kita mesti pandai memetik hikmahnya. Perlu kiranya direnungi:

Pertama, kok aroma Hari Santri ini tidak senasional hari nasional lainnya. Yang paling gupuh hanya wong NU dan wong pesantren saja. Lainnya biasa-biasa saja dan bahkan ada yang sinis, tapi menikmati libur (?) nasionalnya. Lumayan, Hari Santri bisa menyenangkan orang bersantai. Ya, tapi ada apa?

Kedua, mungkin karena penamaan Hari Santri itu terlalu egois dan eksklusif. Sebab selain kaum santri sebagai garda depan, yang mati-matian melawan penjajah kala itu termasuk wong kampung dengan segala almamaternya.

Atau sengaja dieksklusifkan? Efek politisnya jelas, membuat kaum santri menjadi tersanjung, sementara yang lain berjarak, cemburu dan murung. Kayak trik penjajah, “Devide et Impera”. Andai dinamai “Hari Resolusi Jihad” itu lebih rahmatan lil alamin. Lihat gaya Gus Dur, lihat sikap Rasulullah Saw dalam “Mitsaq Ahl al-Madinah, Piagam Madinah”.  

Ketiga, jika ukuran warisan berstandar Hadratus Syekh tentu gak nutut. Tapi setidaknya “mahjub” kita jangan sampai totalitas. Sebagai representasi ulama’, NU mesti berikhtiar menjadi mufti pemerintah yang amanah demi kemaslahatan umat. Bukan menikmati NU, bukan sebagai bodyguard kebijakan pemerintah yang CC (crucial and crouded) dan bukan pula pengumpul suara pemilu, lalu dikadali dan gigit jari.

Hari Santri bagus sekali untuk muhasabah, merumus dan memproyeksikan sosok santri ideal, pemimpin umat masa depan. Setidaknya memimpin NU lebih dulu. Pribadi yang jiwa kesantriannya mukhlis, kepemimpinannya maslahah dan kiprahnya mendunia, “rahmatan li al-alamin”.

Selagi “uang” masih berkuasa di arena Muktamar, rasanya susah menemukan pewaris nabi yang sejatinya, “ .. illa man rahim Rabbuk..”.

KH. Ahmad Musta’in Syafi’ie, Mudir Madrasatul Qur’an Tebuireng, Jombang.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button