NUIM HIDAYAT

Hati-Hati terhadap Yahudi!

New York merupakan pusat populasi kaum Yahudi di dunia. Kota tersebut menjadi pintu gerbang sebagian besar barang-barang impor dan ekspor Amerika yang dikenai pajak. Di sana pula, semua bisnis yang dilakukan di Amerika memberikan penghormatan kepada para penguasa uang. Bagian terpenting dari kota itu berada dalam genggaman orang-orang Yahudi.

Tidak heran para penulis Yahudi yang menyaksikan kemakmuran ini, berseru dengan antusias bahwa Amerika Serikat adalah Tanah Yang Dijanjikan seperti yang dulu dikabarkan para Nabi. New York dalah Yerusalem baru. Sejumlah penulis lain bahkan memuji lebih jauh dan mendeskripsikan puncak-puncak pegunungan Rocky sebagai Pegunungan Zion.

Pada zaman George Washington, terdapat sekitar 4000 Yahudi di negara itu. Sebagian besar adalah pedagang-pedagang yang sukses. Mereka menyokong kepentingan Amerika dan membantu koloni-koloni revolusioner dengan memberikan pinjaman pada masa-masa kritis.

Dalam lima puluh tahun, jumlah penduduk Yahudi di Amerika mengalami peningkatan sampai lebih dari 3,3 juta jiwa. Saat ini tidak seorangpun bisa memperkirakan jumlah mereka secara akurat.

Daftar bisnis yang dikontrol oleh Yahudi Amerika Serikat meliputi industri-industri paling vital, industri-industri yang benar-benar vital dan melalui cara-cara tertentu membuat beberapa industri tampak menjadi vital. Bisnis tontonan secara eksklusif dikuasai oleh mereka, produksi tontonan, pemesanan tiket, operasi bioskop semuanya berada di tangan orang-orang Yahudi. Saat ini hampir setiap produksi film bisa dideteksi sebagai propaganda. Terkadang iklan komersial yang mencolok terkadang instruksi politik langsung.

Industri film, industri gula, industri tembakau, lima puluh persen lebih dari industri pengemasan daging, 60 persen lebih industri pembuatan sepatu, sebagian besar industri musik di negara ini, bisnis minuman keras, perhiasan, padi, kapas, minyak, baja, ‘magazine authorship’, distribusi media massa, bisnis peminjaman dan banyak industri lain. Baik berskala nasional maupun internasional. Semuanya berada di bawah kontrol Yahudi Amerika, baik dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan jaringan Yahudi di luar negeri.

Tragedi Intelektual Indonesia

Pengaruh Yahudi dalam politik di Indonesia, bisa kita tengok dalam kasus Prof William Liddle. Ia seorang Yahudi dan bertugas di Ohio University. Ia dikenal mahasiswa-mahasiswanya sebagai seorang profesor yang baik hati, ramah dan ingin kebaikan bagi mahasiswa-mahasiswanya. Ketika Liddle berusia 70 tahun, mahasiswanya bareng-bareng menulis buku memujinya.

Diantara mahasiswa-mahasiswanya di Indonesia adalah: Rizal Mallarangeng, Denny JA dan Saiful Mujani. Pulang dari Amerika mendapat gelar doktor, ketiganya memang berperan di Indonesia.

Rizal aktif dalam partai Golkar bahkan pernah mencoba kampanye sebagai calon presiden, tapi tidak laku. Denny JA ahli survei yang handal, membentuk LSI Denny JA (Lingkaran Survei Indonesia). Denny telah ‘menjadikan’ banyak kepala daerah dan presiden. Saiful Mujani membentuk Saiful Mujani Research and Consulting.

Ketiganya memang menjadi tokoh politik, tapi luntur keislamannya. Ketiganya menganut faham pluralisme agama (semua agama benar). Ketiganya hanya berfokus bagaimana agar menghasilkan uang yang banyak dan dapat mempengaruhi kekuasaan. Dari ketiganya, Denny JA lah yang aktif menulis ide pluralisme agama.

Liddle memang seorang Yahudi yang konsen terhadap perpolitikan di tanah air. Artikel-artikelnya sering dimuat Kompas, Tempo dan lain-lain. Ia dari Amerika, selalu membaca media massa dan buku-buku yang beredar di Indonesia.

Ia sangat mendukung gagasan Nurcholish Madjid dan Gus Dur tentang pluralisme agama. Bahkan Nurcholish sakit pun dijenguknya. Ia pernah menulis artikel panjang tentang Media Dakwah, dan menyebutnya sebagai ‘kelompok tekstualis’. Liddle juga punya pengaruh yang ‘cukup kuat’ di pemerintahan Amerika saat itu.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button