Hiasilah Diri dengan Kasih Sayang
Kasih sayang memang memiliki makna yang tidak terbatas. Memiliki rasa kasih sayang kepada makhluk lain merupakan fitrah yang dimiliki manusia.
Maka, tentu kita harus menempatkan rasa kasih sayang ini sesuai kodratnya, tidak melewati batas batas hukum Islam. Sebagaimana ajarannya yang sejak awal selalu menebarkan kasih sayang di muka bumi.
Allah Ta’ala, berfirman:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 128)
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah bersabda: “Sesungguhnya kasih sayang itu tidak akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika kasih sayang itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim: 4698)
Allah Ta’ala, berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam 19: Ayat 96)
Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia menjadikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal sholih, yaitu amal-amal yang diridhoi oleh Allah Ta’ala karena mengikuti tuntunan syariat Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sebagai orang-orang yang dikasihi dan dicintai di kalangan hamba-hamba-Nya yang sholih. Hal ini merupakan suatu kepastian yang telah ditetapkan oleh-Nya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan mananamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (Maryam: 96) Bahwa demi Allah, yang dimaksud ialah kasih sayang di dalam hati ahli iman. Telah diriwayatkan kepada kami bahwa Haram ibnu Hayyan pernah mengatakan, “Tidak sekali-kali seorang hamba menghadapkan segenap kalbunya kepada Allah, melainkan Allah akan menjadikan kalbu hamba-hamba-Nya yang beriman menyukainya, sehingga Allah memberinya rejeki kasih sayang kepadanya dari mereka.
Jadi untuk bisa menempatkan rasa kasih sayang dengan benar dan sesuai ajaran agama Islam, pertama-tama kita harus terlebih dahulu mencintai Allah Ta’ala. Menjadikan Allah Ta’ala sebagai cinta yang utama di hati kita, sehingga akan menjadi ‘penjaga’ dari perasaan Iain yang tidak benar. Hal ini akan menciptakan rasa kasih sayang untuk makhluk Allah yang lain sebagai bentuk kecintaan kita kepada Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia