Hidup Berarti Ketika Tuhan ‘Merayakanmu’

Kesepuluh, lebih dari itu, Allah SWT, mencintai orang-orang yang bertaubat. Dalam Al-Baqarah ayat 222 disebutkan, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat”. Ini bukan hanya tentang pengampunan, tetapi cinta. Cinta dari Tuhan kepada mereka yang mau kembali, meski pernah jauh, meski pernah berbuat salah. Dan apa lagi yang lebih membahagiakan selain dirayakan dalam cinta oleh Tuhanmu sendiri?
Kesebelas, ketika Allah SWT, mencintaimu, Dia memerintahkan para malaikat untuk mencintaimu juga. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dikisahkan bahwa Allah SWT, akan memanggil malaikat Jibril dan berkata, “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia.” Dan Jibril pun akan mencintainya, lalu mengumumkan kepada penduduk langit untuk mencintainya pula. Ini adalah perayaan surgawi untukmu, hanya karena Allah SWT, mencintaimu.
Keduabelas, Allah SWT, pun menyatakan bahwa Dia lebih dekat kepadamu daripada urat lehermu sendiri. Dalam Al-Qur’an surat Qaf ayat 16, dijelaskan kedekatan itu secara jelas. Artinya, tidak ada satu pun kesedihan, kekhawatiran, atau doa yang luput dari perhatian-Nya. Kamu tidak pernah sendirian.
Ketigabelas, setiap malam, pada sepertiga malam terakhir, Allah SWT, turun ke langit dunia untuk mendengar permintaanmu secara langsung. “Adakah hamba-Ku yang meminta, maka akan Aku kabulkan?” tanya-Nya. Ini adalah undangan cinta dan perayaan paling sunyi tetapi paling sakral dalam relasi antara Tuhan dan hamba-Nya.
Keempatbelas, bahkan jika kamu hanya berniat melakukan kebaikan, meski belum terlaksana, Allah sudah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh. Ini tertuang dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Betapa luar biasanya Tuhan yang tidak hanya menghargai perbuatan, tetapi juga niat dan usaha.
Kelimabelas, terakhir, Allah SWT, menamai diri-Nya sebagai Yang Mahahalus dan Lembut. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah Saw., bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan mencintai kelembutan.” Dalam kelembutan-Nya itulah Allah SWT, merayakanmu, bukan dengan gebyar duniawi, tetapi dengan kedekatan, pengampunan, petunjuk, dan cinta tanpa syarat.
Ketika kamu merasa sendiri, terlewatkan, atau tidak berharga, yakinlah Allah SWT, sedang merayakanmu dengan cara-Nya sendiri. Ia hadir dalam diam, dalam pelukan yang tiba-tiba datang, dalam keajaiban yang tidak kamu minta, tetapi selalu kamu butuhkan.
“Ketika kamu merasa tidak ada yang merayakanmu, mungkin karena kamu belum menyadari bahwa Allah SWT, sudah lebih dulu melakukannya.” []
Husnul Khotimah